Demikian disampaikan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu usai rapat Ketahanan Pangan di Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu malam (11/8).
“Karena kemarau basah diperkirakan produksi akan lebih rendah dari tahun lalu. Kemarau basah akan berlangsung sampai September kemudian masuk mulai musim hujan. Intinya kita harus waspada terhadap produksi gula karena rendemennya akan turun,” ujarnya
Dampaknya dari cuaca tersebut memang belum terasa hingga akhir tahun. Namun menurut Mari, yang perlu dikhawatirkan adalah stok untuk 5 bulan pertama di tahun 2011.
“Biasanya stok giling mulai 1-2 bulan ini jadi stok sampai akhir tahun cukup biasanya kekurangan terjadi pada lima bulan pertama di mana tidak terjadi giling,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut Mari, pemerintah akan mengevaluasi stok gula negara. Jika tidak mencukupi, maka pemerintah akan melakukan impor gula. Keputusan mengenai impor gula ini akan ditentukan dalam waktu dekat.
“Dan ini akan kita putuskan, karena ini lebih ke akhir tahun, kemungkinan impor untuk akhir tahun untuk masuk tahun depan. Intinya kita mengevaluasi perkiraan produksi dan kita proses dengan waktu yang tidak terlalu lama,” tandasnya.
Direktur Utama PT Bulog Sutarto Alimoeso menyatakan keputusan impor gula akan ditentukan pada pekan ini.
“Dalam waktu dekat akan diputuskan jadi belum diputuskan sekarang. Kalau perlu pekan ini mestinya diputuskan,” tegasnya pada kesempatan yang sama.
Sutarto menilai sebaiknya pemerintah telah memberikan izin impor gula kepada Bulog. Pasalnya, izin tersebut juga tidak akan disalahgunakan Bulog selaku BUMN yang tetap mencari keuntungan tanpa menjatuhkan harga dalam negeri.
“Usul kita kalau izin impor dikeluarkan sekarang ya gak apa-apa karena Bulog sebagai stabilisator, dia mencari yang lebih murah. Logikanya kan begitu. Kan kapan dikeluarkan karena kita bulog itu pemerintah, BUMN kan tidak sembarang dan tidak mungkin kan Bulog keluarkan gula supaya harga gula jatuh, kan nggak kan,” jelasnya.
dtc/rif