Bandung–Provinsi Jawa Barat (Jabar) kekurangan sekitar 30.000 sapi untuk memenuhi kebutuhan warga daerah itu.
“Jumlah tentunya masih kurang hingga bulan Desember, terutama untuk warga Jabar yang berjumlah 42 juta jiwa,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Ferry Sofwan, di Bandung, Kamis (12/8).
Untuk mengatasi hal itu, kata dia, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar berencana meminta Kementerian Pertanian memberikan izin impor daging sapi. “Jumlah sapi yang ada di kandang sekarang hanya 34 ribu ekor,” katanya.
Ia menjelaskan, pihaknya mengetahui Kementerian Pertanian tengah melakukan pengawasan dan pengetatan aturan impor daging sapi dari luar negeri guna melindungi peternak sapi nasional.
“Namun, karena permintaan di Jabar cukup tinggi sepertinya kita harus meminta izin khusus,” ujarnya.
Menurut dia,, kenaikan harga daging sapi di pasaran tidak diimbangi dengan kesejahteraan para peternak sapi di Jabar. Ia menyatakan, berdasarkan pemberitaan di media diketahui bahwa banyak peternak yang mengeluhkan harga sapi yang relatif rendah.
Oleh karena itu, Disperindag Jabar menduga ada beberapa pihak yang menyebarkan isu di lingkungan peternak yang menyatakan adanya sapi impor. “Saya rasa ada oknum yang memanfaatkan hal ini dan mempermainkan harga,” kata Ferry.
Sementara itu, untuk mengendalikan harga daging sapi di lapangan, pemprov akan menggelar operasi pasar daging sapi sehingga bisa menekan harga daging sapi sebesar 20 persen. Meski demikian, pihaknya masih belum bisa memastikan waktu digelarnya operasi pasar itu karena masih menunggu informasi dari pemerintah pusat.
“Kenaikan harga daging sapi di Jabar memang terhitung tinggi. Begitu juga dengan permintaannya yang pada beberapa hari lalu naik hingga 15 persen,” katanya.
ant/rif