Soloraya
Rabu, 11 Agustus 2010 - 20:45 WIB

Tak ada SD, siswa harus jalan hingga 5 Km

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mesin cuci uang. (Dok/Solopos)

Sragen (Espos)--Tidak adanya sekolah dasar (SD) di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang yang beroperasi membuat siswa dari Dukuh Grasak dan Dukuh Tawangsari di desa setempat harus berjalan hingga 5 kilometer (Km) untuk bersekolah.

Kondisi tersebut sangat disayangkan warga setempat. Sebab, sebenarnya di Dukuh Tawangsari terdapat gedung bekas bangunan SD yang mangkrak selama lebih dari 10 tahun.

Advertisement

Dari lima ruang yang tersedia, hanya satu ruangan yang sejak tiga tahun lalu digunakan untuk kegiatan berlajar mengajar Taman Kanak-kanak (TK) Pertiwi. Akibat tidak ada SD di lokasi setempat, para siswa dari Dukuh Grasak dan Dukuh Tawangsari harus berjalan hingga 5 kilometer (Km) untuk bersekolah. Kondisi tersebut sangat disayangkan.

Warga RT 29, Dukuh Grasak, Pendem, Titik mengungkapkan sejak SD tersebut ditutup, sekitar tahun 1993 silam, siswa usia sekolah di wilayah tempat tinggalnya terpaksa harus bersekolah di SD Negeri 3 Bagor, yang berada di Kecamatan Miri. Jarak kediamannya dengan sekolah itu terpaut sekitar 5 Km. Kebanyakan siswa dari Dukuh Grasak, ujarnya, berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki. Sehingga dibutuhkan waktu hampir sejam.

“Awalnya, SD itu buka, sekitar dua tahun. Lalu, kalau tidak salah tahun 1995 tutup karena kekurangan guru. Sampai sekarang bangunannya tidak dipakai. Kosong begitu. Hanya satu ruang yang digunakan untuk TK,” papar Titik, saat dijumpai Espos, di kediamannya, Rabu (11/8).

Advertisement

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Pendem, Saidi Rosit mengaku menyadari kesulitan dalam hal pendidikan yang dialami warganya, khususnya mereka yang tinggal di kawasan yang terpisahkan oleh air Waduk Kedung Ombo (WKO) dari kantor desa.

tsa

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif