Soloraya
Kamis, 5 Agustus 2010 - 18:12 WIB

Warga dua dusun di Wonogiri terserang chikungunya

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Masyarakat di Dusun Primbon, Desa Ngadirojo Lor dan Lingkungan Mlokomanis/Ngasinan, Kelurahan Mlokomanis Kulon, keduanya masuk Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri diserang penyakit chikungunya. Tercatat sekitar 23-an warga di dua dusun itu terserang penyakit tersebut.

Informasi yang dihimpun Espos di lokasi kejadian, serangan penyakit itu tidak serentak. Warga menilai, penyakit itu seperti menular, karena setelah satu penderita sembuh selang beberapa hari kemudian warga lain terserang penyakit serupa.

Advertisement

Warga yang menderita penyakit itu mengaku kaget, karena saat akan bangun tidak mampu menggerakkan kaki ataupun anggota tubuhnya. Menurut Mbah Sarmi, 60, warga Mlokomanis dan Ny Tiyem, warga Primbon, Ngadirojo Lor, Persendian tangan dan kaki terasa sakit dan tidak bisa ditekuk. Serangan penyakit itu, dirasakan oleh warga di dua desa itu selama satu bulan terakhir.

Di Dusun Primbon, Ngadirojo Lor, menurut Ny Tiyem terdapat lima penderita, sedangkan di Lingkungan Mlokomanis/Ngasinan, Kelurahan Mlokomanis Kulon terdapat 14 penderita. “Saya juga menderita, lima hari tidak keluar rumah karena tidak bisa jalan. Kejadian satu bulan lalu, dan di tempat kami ada lima penderita tetapi semua sudah sembuh,” ujar Ny Tiyem.

Sementara Budi Prasetyo, menceritakan ke-24 warganya yang terserang penyakit chikungunya sebagian besar sudah sembuh. Dari penderita itu, ada yang ayah dan anak-Kidi dan Diah ataupun pasangan suami istri, yakni Kariyo dan Ny Suti. Warga lain yang juga terserang dan sudah sembuh, di antaranya, Mbah Samiyah, Gimin, Paimin, Tanto, Ny Ginah, Warsilah, Hening, Prapti, Pardi dan Sarmi.

Advertisement

“Penyakit itu (chikungunya), menurut kami penyakit baru karena baru kali pertama mendengar dan dialami warga kami,” ujar Budi.

Kepala Puskesmas Ngadirojo, dr Suyatno mengatakan petugas sudah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE). “Jika penyakit di suatu daerah lebih dari 10 penderita, maka akan di-fogging, tetapi kini persediaan kosong dan terserah pihak DKK,” ujarnya.

Dia mengatakan langkah tepat adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN), karena penyebab chikungunya adalah nyamuk. “Kami pun juga telah melakukan sosialisasi akan hidup sehat, setiap hari Senin dan Kamis petugas turun ke desa-desa untuk mengadakan pertemuan dan sosialisasi terhadap masyarakat.”

Advertisement

tus

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif