News
Selasa, 3 Agustus 2010 - 18:31 WIB

Sopir truk aniaya 4 anak hingga memar

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Rahmad alias Sholeh, 37, warga Kenteng, Semanggi, Pasar Kliwon, tega menganiaya empat anak yang sedang bermain bola di sebuah Ruko di Kenteng awal pekan ini. Alhasil, salah satu korban yang masih remaja tersebut mengalami trauma psikis yang hebat dan menderita luka serius akibat tamparan pelaku.

Informasi yang dihimpun Espos, keempat anak yang dianiaya terdiri atas, Afi, Dimas, Wili, dan Bagus. Keseluruhan anak tersebut masih berusia 13 tahun. Setiap sore tiba, seringkali mereka bermain bola di sebuah Ruko kosong di Kenteng yang lokasinya tidak jauh dengan rumah pelaku penganiayaan.

Advertisement

Pada saat bermain bola tersebutlah, pelaku sering mendatangi keempat anak dan langsung melakukan penamparan dan seolah-olah menantang keempat anak agar tidak bermain bola di dekat rumahnya. Akibat penganiayaan tersebut, utamanya Avi terpaksa harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit Kustati, lantaran mengalami memar di bagian wajah, perut mual, badan panas, dan kepala sedikit pusing.

Melihat aksi tersebut, sejumlah warga langsung mendatangi pelaku untuk mengklarifikasi kejadian itu sebelum akhirnya sempat main hakim sendiri dan melaporkan ke pihak kepolisian.

“Awalnya saya tidak tahu apa-apa soal penganiayaan ini. Tapi, begitu anak saya bercerita sedikit saya yang menjadi orangtua Dimas tidak terima dengan perilaku Sholeh. Akhirnya, saya dengan ibu ketiga anak yang lain melaporkan kasus ini ke kepolisian,” ujar Ny Santi, 34, saat ditemui wartawan di Polsek Pasar Kliwon awal pekan ini.

Advertisement

Hal yang sama diutarakan orangtua dari Bagus, yakni Ny Sularni, 35. Ibu rumah tangga ini merasa kaget dengan aksi penganiayaan yang dilakukan pelaku. Bahkan, penganiyaan tersebut diakui sudah dilakukan beberapa kali dalam waktu dua pekan terakhir.

“Masak, gara-gara bermain bola anak saya harus ditampar atau dipukul seperti itu. Saya pikir, hanya dia sendiri yang terlewat batas memberitahu anak-anak agar tidak boleh bermain bola di halaman Ruko di Kenteng itu,” ulas dia.

Menurut pengakuan pelaku, Sholeh dirinya tega tega melakukan penganiayaan lantaran kesal anak-anak tidak pernah mengetahui dirinya sedang beristirahat sore. Saat dinasehati, seringkali anak-anak justru tak menghiraukan ucapannya.

Advertisement

pso

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif