News
Sabtu, 31 Juli 2010 - 11:55 WIB

4 Ekor beruang rusak kebun warga

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pagaralam–Empat ekor beruang hutan mengamuk dan merusak tanaman dan kebun warga Kelurahan, Ujanmas, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Sabtu (31/7).

Sejumlah kerusakan dialami pemilik kebun yang menanam jenis buah-buahan, seperti salah, pisang, jeruk dan tanaman berumbi.  Bahkan satu ekor beruang seberat 100 kilogram yang sudah dijerat warga sempat melukai tiga penduduk setempat.

Advertisement

“Warga Kelurahan Ujanmas dan Bumiagung, Kecamatan Dempo Utara dalam beberapa pekan ini cukup resah akibat empat ekor beruang hutan turun gunung merusak tanaman dan kebun pateni. Beruang tersebut hampir setiap hari berkeliaran di kawasan Bukit Kayu Manis,” kata Apan penduduk setempat.

Menurut dia, sudah puluhan tahun warga beraktivitas mengelola perkebunan di daerah tersebut baru saat ini menemukan cukup banyak beruang mengamuk.

“Memang ada empat ekor beruang ukurannya sekitar 100-150 kg beratnya dan berwarna hitam polos. Beruang tersebut sering  menggejar petani bila kebetulan berlintasan atau tidak sengaja bertemu,” ungkap dia.

Advertisement

Dia mengatakan, tidak tahu mengapa keempat binatang yang tergolong buas penghuni Gunung Dempo turun hingga mencapai perkampungan warga tersebut. Bisa jadi kemungkinan habitatnya sudah terganggu.

“Kita minta pemerintah mencari jalan keluar setidaknya menangkap dan memindahkanya ke daerah lain yang jauh dari pemukiman warga. Namun kalau tidak memungkinkan tembak mati saja, sebab keberadaan beruang tersebut mengancam keselamatan petani setempat,” ujar Apan.

Kepala Badan Kesbang Pol dan PBA, Kota Pagaralam, Yapani Rachim  didampingi Ketua Forum Berburu Babi (Forbi), Kota Pagaralam, Sahidul, mengatakan memang sudah sering beruang berkeliaran di daerah perbukitan yang banyak perkebunan tersebut, apalagi di Pagaralam masih cukup banyak hutan lebat terutama di Gunung Dempo.

Advertisement

“Kita akan koordinasi dengan pihak terkait termasuk kepolisian untuk melakukan penangkapan termasuk kalau tidak memungkinkan dipindahkan harus dimusnahkan. Sebab bukan saja mengancam penduduk setempat tapi bisa meresahkan petani yang sedang meladang.

ant/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif