Solo (Espos)–Ribuan pengguna elpiji 3 kilogram (Kg) di Kota Solo terancam tidak bisa menggunakan elpiji ukuran tersebut seiring kepastian Kota Solo sebagai pilot project penerapan distribusi tertutup yang ditarget bisa terealisasi November ini.
Di satu sisi, ratusan sub penyalur atau pangkalan elpiji 3 kilogram pun terancam tidak bisa melanjutkan usahanya karena dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hanya memasok 600 unit electric data capture (EDC) atau mesin pembaca kartu yang rencananya akan dipasang di 600 sub penyalur.
Padahal, jumlah pangkalan yang akan teken kontrak dengan agen yang ada di Solo mencapai 1.035 pangkalan. EDC tersebut merupakan perekam transaksi resmi dalam pembelian tabung elpiji 3 kilogram.
Kepala Bagian (Kabbag) Perekonomian Setda Kota Solo, Asih Widodo, kepada wartawan seusai mengikuti pertemuan dengan Konsultan Dirjen Migas, Pertamina dan Hiswana Migas, Jumat (30/7), menyampaikan dengan penerapan distribusi tertutup elpiji 3 kilogram ini maka hanya masyarakat tertentu saja yang bisa membeli.
Yakni, masyarakat yang berhak menerima barang bersubsidi.
haw