News
Kamis, 29 Juli 2010 - 12:53 WIB

Jemaat Ahmadiyah merasa nyaman di Kepri

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tanjungpinang–Jemaat Ahmadiyah merasa nyaman tinggal di Provinsi Kepulauan Riau, karena mereka dapat diterima masyarakat setempat .

Mantan pemimpin Ahmadiyah di Pulau Bintan (Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan) M Nasrun, yang saat ini menjadi Mubaligh Ahmadiyah di Batam, Kamis (29/7), mengatakan hubungan sosial antara pengikut Ahmadiyah dengan masyarakat Kepulauan Riau (Kepri) berlangsung baik.

Advertisement

“Belum pernah ada konflik antara jemaat Ahmadiyah dengan masyarakat. Masyarakat Kepri menghargai kebebasan beragama,” ujar Nasrun yang dihubungi dari Tanjungpinang.

Dia mengatakan, pusat pengajaran Ahmadiyah berada di Batam, dengan jumlah jemaat mencapai 65 orang. Sementara jemaat Ahmadiyah di Pulau Bintan sebanyak 75 orang, namun beberapa diantaranya sudah tidak aktif.

Sedangkan di Kabupaten Karimun dan Lingga hanya satu keluarga menjadi pengikut Ahmadiyah.

Advertisement

“Kami membaur dengan masyarakat lainnya, tanpa membeda-bedakan agama dan kepercayaan,” ungkapnya.

“Kalau ada konflik, bukan bukan disebabkan hubungan antara jemaat Ahmadiyah dengan masyarakat retak, melainkan karena ada kelompok penghasut yang tidak senang dengan Ahmadiyah,” katanya.

Menurut dia, kehadiran Ahmadiyah hanya tidak disukai kelompok tertentu, yang diduga selalu memprovokasi masyarakat untuk membenci ajaran itu. Namun dia berharap hal itu tidak terjadi di Kepri.

Advertisement

Dia mengimbau pemerintah untuk memperhatikan permasalahan itu sehingga aksi kekerasan dapat dihindari. Ahmadiyah telah menyesuaikan aktivitasnya dengan melasanakan keputusan tiga menteri.

“Kami diajarkan untuk hidup damai, tanpa kekerasan. Ahmadiyah sangat membenci kekerasan,” katanya.

ant/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif