Solo (Espos)–Sebanyak 24 Orkes Keroncong (OK) mengguncang koridor Ngarsopuro pada gelaran Solo Keroncong Festifal (SKF) 2010, Sabtu-Minggu (24-25/7).
Ke-24 OK itu merupakan ramuan musik yang terlahir dari kolaborasi berbagai aliran musik, seperti jazz dan rock dikolaborasikan dengan musik keroncong.
Bahkan bila alat musik keroncong, seperti gitar, bass, cak, cuk dan cello berada di panggung yang sama dengan alat-alat musik perkusi.
23 OK dari negeri sendiri yang datang dari beberapa daerah di Jawa dan Sumatra serta satu OK dari Malaysia, Yayasan Warisan Johor ikut menyemarakkan festival yang kali kedua digelar di Solo.
Pada SKF 2010, warga Solo, baik tua maupun muda tumpah menjadi satu. Mereka betul-betul merasa dimanjakan dengan pilihan warna musik keroncong yang disuguhkan.
Terbukti dari antusias pengunjung yang rela berdiri dan berdesak-desakkan selama menikmati musik keroncong dari tiga panggung, Cak, Cello dan Cuk sejak pukul 19.00 WIB hingga 24.00 WIB.
Bahkan, mereka rela berpindah dari satu panggung ke panggung lain supaya tak ketinggalan melihat penampilan di tiap-tiap panggung. Panitia membuat konsep penampilan OK di tiga panggung itu berurutan dan bergantian.
Pada hari terakhir, acara baru ditutup dini hari, sekitar pukul 01.30 WIB dengan penampilkan OK Sinten Remen pimpinan Djaduk Feryanto dari Jogjakarta.
m88