News
Senin, 26 Juli 2010 - 13:10 WIB

Rupiah pagi naik tipis jauhi Rp 9.050

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi (26/7), naik tipis menjauhi Rp 9.050 per dolar yang diperkirakan akan dapat mencapai level Rp 9.000 per dolar, karena pelaku asing masih membeli rupiah.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik tiga poin menjadi Rp 9.037-Rp 9.047 per dolar dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp 9.040-Rp 9.050.

Advertisement

Analis PT Valbury Asia Securities, Michael Andy Surya di Jakarta, Senin mengatakan, pembelian rupiah oleh pelaku pasar memicu mata uang Indonesia bergerak naik, namun aksi beli itu relatif masih kecil.

Pelaku pasar masih hati-hati untuk membeli rupiah, setelah tujuh bank Eropa dikenai sanksi untuk menambah modal, yang menunjukkan krisis keuangan di Eropa masih berlanjut, katanya.

Pelaku pasar juga menunggu isu mengenai bursa Wall Street apakah kenaikannnya berlanjut setelah laporan keuangan emitennya cukup mengecewakan. Namun beberapa perusahaan AS seperti UPS dan Caterpillar menunjukkan kinerja yang lebih baik, sehingga memberikan keyakinan bahwa ekonomi AS masih tumbuh, katanya.

Advertisement

Menurut dia, apabila indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menguat menjauhi angka 3.000 poin, kemungkinan rupiah juga menguat mendekati level Rp9.000 per dolar.

“Kami optimis peluang rupiah ke arah sana cukup besar, asalkan indeks BEI kembali menguat,” ucapnya.

Ia mengatakan, kenaikan rupiah yang relatif kecil, karena pelaku juga mengamati kegiatan Bank Indonesia (BI) mengenai penambahan modal dan fungsi intermediasi.  BI menginginkan bank-bank menyalurkan kredit hingga 24 persen pada tahun ini, katanya.

Advertisement

Karena itu, peluang rupiah untuk naik mencapai angka Rp9.000 per dolar masih cukup besar, karena upaya BI terhadap perbankan meningkatkan penyaluran kreditnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih besar lagi.

“Kami optimis upaya BI akan mendapat respon pasar, karena semester kedua 2010 pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari semester sebelumnya,” katanya.

ant/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif