News
Senin, 26 Juli 2010 - 11:59 WIB

Lima mahasiswi Bali korban perdagangan manusia dipulangkan

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Denpasar–Lima mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Bali yang duga menjadi korban perdagangan manusia di Malaysia segera dipulangkan ke Pulau Dewata.

“Kelima mahasiswi itu diharapkan sudah tiba di Bandara Ngurah Rai Bali hari ini,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Transmigrasi Provinsi Bali Drs I Made Artadana kepada wartawan di Denpasar, Senin (26/7).

Advertisement

Ia mengatakan bahwa pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia telah menginformasikan mengenai kelima mahasiswi itu segera akan dipulangkan ke kampung asalnya di Pulau Bali.

“Mereka akan dibawa dengan menumpang pesawat udara dan akan berangkat pukul 09.00 waktu Malaysia dan diperkirakan tiba di Bali tiga hingga empat jam kemudian,” ujar Artadana menjelaskan.

Ia mengaku bahwa telah mengkoordinasikan tentang rencana kedatangan kelima mahasiswi dengan keluarga masing-masing maupun Lembaga Pendidikan Latihan Pariwisata (PLP) Mengwitani, Kabupaten Badung.

Advertisement

Nyoman Sumerjaya, dari pengelola PLP Mengwitani mengemukakan bahwa memang benar kelima orang yang diduga dijadikan korban perdagangan manusia di Malaysia itu adalah mahasiswi dari lembaga pendidikan yang dikelolanya.

Untuk itu pihaknya sanggup menanggung seluruh biaya pemulangan mereka dari Malaysia menuju ke Pulau Bali. Kelima mahasiswi itu direkrut menjadi tenaga pariwisata perusahaan pangkor laut di Malaysia.

Ia menjelaskan bahwa proses rekrutmen melalui beberapa tahapan, salah satunya calon tenaga kerja ke luar negeri itu harus menunggu dua hingga tiga bulan. Namun dalam proses menunggu itulah kelima mahasiswa tersebut ingin langsung mendapatkan pekerjaan apa saja, termasuk menjadi buruh pabrik di Malaysia.

Advertisement

Kebetulan saat itu ada pabrik di Malaysia menawarkan lowongan pekerjaan dan kelima mahasiswi menyetujui untuk memanfaatkan kesempatan tersebut, sambil menunggu kesempatan dapat bekerja di sektor pariwisata, ujar Sumerjaya.

ant/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif