News
Senin, 26 Juli 2010 - 13:11 WIB

Janda Pahlawan akan pindahkan makam suami

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Dua janda pahlawan, Soetarti dan Rusmini, bertekad akan memindahkan makam suami mereka ke pemakaman umum. Hal itu menjadi nazar keduanya, jika mereka divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur dalam sidang putusan, Selasa (27/7) besok.

Aksi mereka tersebut didukung oleh Keluarga Pejuang yang terdiri atas anak-anak pahlawan. Seusai berziarah ke makam suami mereka, keduanya yang ditemani Keluarga Pejuang itu pun, menemui Kepala Seksi Kepahlawanan TMP Kalibata, Baghdar Zaini.

Advertisement

Namun seusai pertemuan, mereka menyatakan izin untuk pembongkaran harus diurus ke Garnisun TNI. Pihak pengelola makam tidak bisa memutuskan apa-apa.

“Mereka tidak bisa kasih keputusan apa-apa. Tetap kita harus minta izin ke Garnisun. Kalau prosedurnya semua masuk makam harus izin ke Garnisun,” tutur salah seorang anggota Keluarga Pejuang, Ita, kepada wartawan di TMP Kalibata, Jakarta, Senin (26/7).

Oleh karena itu, terangnya, besok rencananya 2 janda pahlawan akan datang ke Garnisun untuk minta izin. “Besok setelah putusan kita ke Garnisun,” ucapnya.

Advertisement

Keluarga Pejuang menyatakan mendukung tekad 2 janda pahlawan untuk membongkar makam suaminya jika divonis bersalah oleh pengadilan. Keluarga Pejuang juga akan membongkar makam ayah mereka jika kedua janda dinyatakan bersalah.

“Ibu bongkar kita semua ikut bongkar. Ibu yang masih ada saja djadikan terdakwa, bagaimana dengan kita yang yatim piatu. Kita statusnya sama semua, terpidana,” tegas Ita.

Tindakan ini, menurut Ita, didukung oleh banyak Keluarga Pejuang seluruh Indonesia dan semua penghuni rumah negara. “Karena enggak pantas bapak kita di sini, karena bapak kita (dianggap) bukan pahlawan,” imbuhnya.

Advertisement

Salah seorang anggota Keluarga Pejuang lainnya, Didit Soeroso menuturkan, bapaknya yang seorang pejuang gerilya mendapatkan bintang jasa dari luar negeri, yakni dari Belgia. Dengan adanya kasus 2 janda pahlawan ini, Didit mengaku telah mengontak pemerintah Belgia langsung.

“Katanya bapak saya akan dipindahkan ke Belgia, mereka lebih menerima pahlawan,” tegas Didit.

dtc/nad

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif