SBY akan meminta laporan dari Menteri Perhubungan terkait perkembangan upaya diplomatik dan bisnis terkait dengan tumpahan minyak tersebut.
“Terkait tumpahan minyak dari Australia Barat yang konon sudah masuki wilayah ZEE kita. Tentu kita akan melakukan kewajiban kita. Kita akan mengajukan klaim ke perusahaan yang menyebabkan telah terjadinya tumpahan minyak seraya terus menjaga hubungan diplomatik ke pemerintah Thailand dan Australia. Tapi yang pasti perusahaan yang bersangkutan harus memberikan sesuatu sebagai pertanggungjawaban atas kejadian tersebut,” tegas SBY.
Menurut SBY, para warga di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Pulau Rote, serta pulau-pulau lain di sekitarnya yang terkena dampak tumpahan minyak tersebut harus mendapatkan bantuan.
“Saya sengaja meletakkan masalah ini tanpa banyak memberi pernyataan politik. Tapi yang penting tujuan kita tercapai, pelaksanaanya benar serta komunitas kita yang terdampak juga mendapat santuna yang tepat. Kita dengarkan nanti apa yang sudah Dephub lakukan sesuai dengan apa yang saya instruksikan 1.5 bulan lalu,” tukas SBY.
Seperti diketahui pada 30 September 2009 Kebocoran minyak terjadi setelah ledakan di Montara Well Head Platform di Blok West Atlas-Laut Timor Perairan Australia.
Berdasarkan laporan dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia, light crude oil sekitar 64 ton per hari (400 barrels) masih terus keluar dari Montara Well Head Platform yang berjarak 130 nautical miles dari pantai utara Australia.
dtc/tya