News
Selasa, 20 Juli 2010 - 10:24 WIB

Rupiah pagi berada di posisi ketat

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi (20/7), masih berada dalam kisaran ketat, karena pelaku pasar tetap hati-hati untuk berada di pasar lebih jauh, mereka menunggu munculnya faktor baru pendukung pasar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik tipis tiga poin menjadi Rp 9.052-Rp 9.062 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.055-Rp 9.065.

Advertisement

Direktur Currency Management Group, Farial Anwar di Jakarta Selasa mengatakan, rupiah sulit bergerak naik lebih jauh, karena belum muncul faktor positif dari internal. Kenaikan rupiah itu hanya didukung oleh menguatnya dolar terhadap euro dan sedikit membaiknya bursa Wall Street semalam, katanya.

Menurut dia, dolar AS melemah terhadap euro namun bertahan terhadap mata uang utama lainnya karena investor tetap khawatir tentang langkah pemulihan ekonomi Amerika. Euro naik mencapai 1,2943 dolar dari 1,2926 dolar, namun greenback terhadap yen mencapai 86,68, naik dari sebelumnya 86,62.

Rupiah diperkirakan tidak akan berada jauh dari kisaran Rp 9.050-Rp 9.075 per dolar sepanjang bulan ini, karena pelaku asing masih belum antusias melakukan aksinya.

Advertisement

Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi pada semester kedua 2010, namun pelaku asing masih belum antusias melakukan transaksi. Menurut dia, pasar membutuhkan isu positif yang bisa menggerakkan kedua mata uang berada dalam kisaran yang melebar, namun sampai saat ini isu tersebut masih belum muncul.

Sekalipun pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) meminta perbankan untuk lebih aktif menyalurkan kredit kepada nasabah agar pertumbuhan ekonomi makin cepat berjalan, katanya.

Karena itu, sejumlah bank telah melakukan aksi korporasi di pasar modal dengan menerbitkan obligasi dalam upaya meningkatkan penyaluran kreditnya lebih besar lagi.

Advertisement

“Perbankan diharapkan pada tahun ini dapat menyalurkan kredit sekitar 20 sampai 22 persen untuk memicu ekonomi tumbuh lebih besar,” ujarnya.

ant/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif