News
Minggu, 18 Juli 2010 - 14:45 WIB

Mata-mata wanita lebih tangguh hadapi tekanan dibanding pria

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

London –– Anna Chapman tampaknya adalah mata-mata yang sempurna: muda, pintar dan memiliki daya tarik mematikan. Dan Anna adalah satu dari ribuan mata-mata cantik di dunia spionase.

“Mata-mata perempuan seperti Anna Chapman menggunakan seksualitas mereka untuk tujuan mereka,” ujar Claire Thomas penulis buku intelijen Inggris berjudul Spooks: The Unofficial  History of MI5, sebagaiman dilansir media Inggris, newsoftheworld.co.uk, Minggu (18/7).

Advertisement

“Seorang wanita yang menarik, cerdas, bisa menjerat seorang pria dan membuatnya kurang waspada. Wanita itu akan mengubah mereka (para pria) menjadi takluk di tangan mereka dan mendapatkan informasi yang wanita butuhkan. Dia (wanita) tidak harus menggunakan seks – tetapi itu (daya tarik) adalah senjata yang baik,” beber Claire.

Claire menuturkan, agen perempuan memang kalah secara fisik dengan kolega laki-laki mereka.  Namun di dunia spionase, hal itu tidak masalah.

“Spionase lebih pada mengumpulkan informasi dibandingkan perkelahian semacam Jason Bourne (film spionase yang dibintangi Matt Damon-red),” jelas Claire.

Advertisement

“Bila terjadi sesuatu, agen wanita secara mental jauh lebih kuat dibanding pria. Mereka dapat menangani tekanan lebih baik dan tuntutan kehidupan ganda,” bebernya.

Claire mencontohkan mata-mata Jerman pada Perang Dunia II yang memiliki kode Mrs Amos, yang menyamar dengan baik di London. Bahkan suaminya yang dinikahinya selama 20 tahun tidak tahu dia seorang agen. Mrs Amos menyamar bekerja di Kantor Perang.

“Dia seorang wanita yang sederhana, setengah baya, tapi ia memata-matai orang-orang dan memberikan informasi kepada Nazi. Dia bahkan merekrut perempuan lain dalam operasi ini. Suaminya tidak pernah curiga sedikit pun,” ungkap Claire.

Advertisement

Ketika Sir Vernon Kell mendirikan Dinas Keamanan Inggris (MI5) pada tahun 1909, dia menyatakan bahwa agen perempuan harus “berkelakuan baik dan memiliki kaki yang indah.” Sekitar tahun 30-an dan 40-an, pejabat MI5 Maxwell Knight merekrut wanita-wanita seksi untuk menjerat pria-pria yang memiliki link Jerman dan Rusia.

Mata-mata yang menggunakan daya tarik seksualnya untuk menjerat target antara lain Olga Grey pada Perang Dunia II. Meskipun dia jatuh cinta pada target komunisnya, dia tidak pernah meninggalkan misinya. Ada juga agen Joan Miller yang menyusup ke Klub Kanan yang anti-Yahudi.

dtc/tya

Advertisement
Kata Kunci : Anna Chapman Mata-mata
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif