Washington–Kepemilikan China atas surat utang pemerintah Amerika Serikat jatuh untuk pertama kalinya dalam tiga bulan hingga Mei, data resmi menunjukkan Jumat.
Pemerintah Cina yang kaya dengan uangnya mengurangi kepemilikan obligasi negara AS menjadi 867,7 miliar dolar dari 900,2 miliar dolar pada April, kata kementerian keuangan dalam sebuah laporan arus modal internasional.
China, pemegang cadangan devisa terbesar di dunia, telah meningkatkan kepemilikannya atas obligasi negara AS dalam dua bulan sebelumnya dari terendah tahun ini 877,5 miliar dolar pada Februari.
Namun, China tetap jauh di depan sebagai pemegang utama surat utang luar negeri, diikuti oleh Jepang, yang juga mengurangi kepemilikannya menjadi 786,7 miliar dolar dari 795,5 miliar dolar pada April.
Ketiga ditempati Inggris yang kepemilikannya meningkat menjadi 350,0 miliar dolar dari 321,2 miliar dolar pada April. Secara keseluruhan, aliran bersih Treasury international capital (TIC) turun 57 persen menjadi 35,4 miliar dolar pada Mei, data menunjukkan, memberikan kesan berkurangnya kekhawatiran tentang
krisis utang Eropa.
“Data TIC bulan Mei seiring dengan poin hasil perdagangan terbaru AS, mengurangi tekanan naik pada greenback, yang merupakan berita bagus bagi eksportir Amerika,” kata Tu Packard dari Moody’s Economy.com, Sabtu (17/7).
“Namun, prospek dapat berubah pada sepersepuluh dolar selama masa transisi dan ketidakpastian yang cukup besar. Krisis utang negara di Eropa masih mendidih, dan The Fed telah merevisi proyeksi pertumbuhan 2010.”
Krisis mengirimkan euro ke posisi terendah empat tahun terhadap dolar, juga menghalangi China dan beberapa negara lain dengan cadangan devisa yang sangat besar dari diversifikasi obligasi AS dan sekuritas AS jangka panjang lainnya, kata pakar.
China telah berulang kali mengkritik Amerika Serikat untuk bola salju utang yang tinggi, takut bahwa investasinya di obligasi pemerintah AS bisa berubah masam jika krisis utang muncul.
B/O001
ant/rif