News
Sabtu, 17 Juli 2010 - 10:10 WIB

Chikungunya serang sejumlah wilayah di Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bantul–Wabah penyakit dengan gejala mirip chikungunya dalam beberapa minggu ini menyerang puluhan warga di sejumlah wilayah di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Wabah mirip chikungunya saat ini menyerang warga di Dlingo, Piyungan, Sewon, Sedayu dan Srandakan. Rata-rata di masing-masing kecamatan warga yang terserang mencapai puluhan,” kata Kasi Survelance Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Bintarto, Sabtu (17/7).

Advertisement

Menurut dia, pihaknya sudah mengambil sampel dan melakukan uji laboratorium, namun hingga saat ini hasilnya belum keluar. “Sampai saat ini hasil uji laboratorium belum keluar sehingga kami juga belum dapat memastikan wabah tersebut positif chikungunya, mungkin juga hanya virus biasa,” katanya.

Ia mengatakan, penularan virus chikungunya mirip dengan demam berdarah dengue (DBD), hanya saja untuk chikungunya tidak terlalu membahayakan hingga sampai berakibat fatal meninggalnya orang yang terserang.

“Sejauh ini belum ada kasus penderita chikungunya meninggal dunia. Jadi virus chikungunya bukanlah virus yang membahayakan. Kalaupun dirasakan nyeri di persendian, maka nantinya akan sembuh dengan sendirinya,” katanya.

Advertisement

Bintarto mengatakan, upaya yang sudah diambil untuk menekan mewabahnya chikungunya di daerah yang diduga endemis dengan menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Langkah fogging dinilai tidak efektif untuk memberantas penyebaran penyakit ini. “Gerakan PSN ini kami nilai yang paling efektif karena penyebar virus chikungunya adalah nyamuk, jika dengan fogging yang mati hanya nyamuk dewasa,” katanya.

Ia mengatakan, cuaca yang tidak menentu beberapa waktu ini diduga menjadi salah satu pemicu munculnya gejala mirip chikungunya. Belakangan ini masih beberapa kali turun hujan yang mengakibatkan genangan air sehingga berpotensi untuk berkembangbiaknya nyamuk.

Advertisement

“Namun kami justru meminta masyarakat lebih waspada dengan ancaman DBD, karena lebih berbahaya dan dapat mengakibatkan korban meninggal. Pada 2009 di Kabupaten Bantul tercatat 900 kasus DBD dengan korban meninggal lima orang,” katanya.

ant/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif