News
Kamis, 15 Juli 2010 - 09:19 WIB

Pelajar Indonesia juara kompetisi matematika dunia

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tangerang--Tim pelajar Indonesia tampil sebagai juara pada Primary Mathemtatics World Contest ke-13 (PMWC) di Po Leung Kuk, Hong Kng, 10-14 Juli 2010, sekaligus meraih satu medali emas dan empat perak.

PMWC merupakan ajang kompetisi matematika tingkat dunia yang diperuntukkan bagi siswa dengan jenjang grade 9 atau tingkat SD hingga SMP. Tahun ini, PMWC diikuti 176 siswa yang terdiri atas 44 tim dari 14 negara, yaitu Bulgaria, China, Hong Kong, India, Indonesia, Malaysia, Macau, Filipina, Rusia, Singapura, Afrika Selatan, Taiwan, Thailand, dan AS.

Advertisement

“Tahun 2010 ini untuk keempatkalinya Indonesia mengikuti PMWC. Prestasi yang diraih tim Indonesia tahun ini memang menurun dalam perolehan medali, karena tahun lalu Indonesia berhasil meraih empat medali emas, namun ada di peringkat dua,” kata Direktur Pembinaan TK/SD Kemdiknas, Mudjito, saat menyambut kepulangan tim di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Rabu (14/7) malam.

Menurut Mudjito, penurunan prestasi itu bukan karena kemampuan siswa yang kurang, melainkan karena mekanisme penjurian tahun ini berbeda dengan tahun lalu, serta standar penilaian kompetisi tahun ini lebih tinggi.

Ia menjelaskan, penjurian tahun ini mewajibkan setiap peserta harus meraih nilai sempurna dalam 15 tantangan yang diberikan, berbeda dengan kompetisi tahun lalu yang dihitung berdasarkan pencapaian tertinggi.

Advertisement

Tim Indonesia terdiri atas empat siswa, yakni Nicholas Steven Husada (siswa SD Universal Jakarta Utara), Rezky Arizaputra (SD Al-Azhar Rawamangun, Jakarta), Agasha Kareef Ratam (SDI Al-Izhar Pondok Labu, Jakarta), dan Stanley Orlando (Santa Ursula Jakarta Pusat).

Keempat siswa tersebut masing-masing meraih medali perak untuk kategori Individual Contest, dan meraih satu medali emas untuk kategori Team Contest.

Sementara itu deputy team leader Indonesia, Lukita Ambarwati menyatakan, tim Indonesia telah bekerja maksimal. “Memang standar penilaiannya ditingkatkan, ditambah lagi tahun ini lawan-lawan yang harus dihadapi lebih tangguh,” kata dosen UNJ ini.

Advertisement

Namun menurut Lukita, tim Indonesia masih bisa disebut berprestasi, mengingat Indonesia baru empat kali mengikuti lomba ini, dan hanya mendapatkan jatah untuk mengirimkan satu tim.

ant/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif