Soloraya
Kamis, 15 Juli 2010 - 14:19 WIB

Dinas PTPH dukung pembakaran lahan sawah

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)--Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) mendukung tindakan petani di wilayah Selogiri membakar tanaman padi mereka yang sudah puso atau sudah dipanen. Langkah itu paling efektif untuk membersihkan lahan dari sisa serangan wereng, termasuk telur-telurnya.

Pantauan Espos, setelah kegiatan pembakaran lahan oleh petani di Desa Gemantar, Selogiri, Senin (12/7) lalu, hingga saat ini belum ada kelanjutannya. Padahal, wilayah yang terkena serangan wereng hingga puso cukup luas. Berdasarkan data dari petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian Selogiri, total luas lahan yang puso mencapai 43 hektare tersebar di delapan desa/kelurahan, yaitu Singodutan, Jendi, Kaliancar, Nambangan, Sendangijo, Gemantar, Pule, dan Jaten.

Advertisement

Kepala Dinas PTPH Wonogiri, Guruh Santosa mengungkapkan, pembakaran tanaman padi yang telah puso atau telah dipanen merupakan cara yang paling efektif untuk membersihkan lahan dari sisa-sisa serangan wereng. Sebab, tidak hanya wereng yang masih hidup yang akan mati terbakar, melainkan juga telur-telur yang belum menetas. Sehingga, akan memutus siklus wereng dan lahan siap ditanami kembali.

“Petani kami imbau meneruskan pembakaran lahan yang telah puso atau telah dipanen. Selain akan memutus siklus wereng, juga menghindarkan jerami dimakan ternak. Jerami yang sudah terlalu banyak terekspose pestisida sangat berbahaya bagi ternak,” ungkap Guruh, Kamis (15/7).

Mengenai serangan wereng di wilayah lain diluar Selogiri, yang sebelumnya sempat dilaporkan meluas sampai ke Ngadirojo, Jatisrono, dan Girimarto, Guruh menegaskan serangan itu sudah berhasil dikendalikan.

Advertisement

Terpisah, Koordinator PPL Selogiri, Marija, mengungkapkan hingga saat ini masih ada 314 ha tanaman padi di Selogiri belum dipanen. Dia mengungkapkan, dari total lahan pertanian di Selogiri seluas lebih dari 2.000 ha, yang terkena serangan luasnya 1.474 ha di mana 43 ha di antaranya dilaporkan puso. Lahan puso ini tersebar di delapan desa/kelurahan.

Sedangkan yang terkena serangan berat mencapai 85 ha, tersebar di empat desa, yaitu Sendangijo (10 ha), Gemantar (26 ha), Kaliancar (15 ha), dan Singodutan (34 ha). Selain wereng, di Sendangijo, Gemantar, dan Nambangan, juga ada serangan ulat grayak. “Kalau sudah seperti ini, cara paling efektif untuk membersihkan ya dengan pembakaran. Saya juga berharap petani bisa melakukan pembakaran serentak di seluruh wilayah yang sudah puso atau sudah dipanen. Hal itu agar semua wereng berikut telur dan larvanya musnah,” katanya.

Sementara itu, Camat Selogiri, Bambang Haryanto, saat dihubungi mengatakan kegiatan pembakaran lahan memang belum dilanjutkan karena sebagian wilayah belum selesai dipanen. Setelah selesai dipanen nanti, petani diimbau segera membakar lahannya.

Advertisement

shs

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif