News
Kamis, 15 Juli 2010 - 16:51 WIB

Denny: Doktor atau Profesor pun bisa salah

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta — Staf Khusus Presiden bidang Hukum dan Penegakan HAM Denny Indrayana kecewa Yusril Ihza Mahendra tidak mau berdebat dengannya. Tak cuma di satu forum mereka batal debat, di forum lain hal yang sama juga pernah terjadi.

“Ketika kami diundang di TVOne pun Yusril tidak mau berdebat satu segmen dengan saya,” kata Denny dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (15/7).

Advertisement

Padahal, Denny siap berdebat dengan siapa pun, dan lebih menyoal argumentasi masing-masing. Bukan menyoal siapa yang menjadi lawan debat.

“Karena seorang doktor seperti saya atau profesor seperti Pak Yusril pu bisa salah. Sebaliknya, orang yang tanpa gelar tapi punya integritas yang baik bisa lebih jernih melihat persoalan,” papar dosen hukum tata negara Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Denny memahami jurus-jurus hukum yang dilakukan Yusril adalah satu paket pembelaannya terkait statusnya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum).

Advertisement

Upaya Yusril menyoal legalitas Jaksa Agung, mengadukan Hendarman Supandji ke polisi, mengajukan UU Kejaksaan ke Mahkamah Konstitusi, dan rencana meminta perlindungan ke LPSK, semuanya adalah upaya Yusril untuk membela diri.

“Oleh karena itu, saya berpikir, sebaiknya kita fokus untuk menyelesaikan masalah intinya, yaitu dugaan korupsi Sisminbakum. Dan tidak justru untuk memperdebatkan jurus-jurus pembelaan oleh Yusril,” harap Denny.

Masalah administrasi, menurut Denny memang penting. Tapi jangan karena administrasi, masalah intinya yaitu kasus korupsi terabaikan.

dtc/tya

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : SBY Yusril
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif