Soloraya
Selasa, 13 Juli 2010 - 21:00 WIB

Pungli ratusan siswa SDN Tunggul 1 dikembalikan

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)–Ratusan orangtua siswa kelas I-VI SDN Tunggul 1 Gondang, Sragen menerima pengembalian pungutan liar (Pungli) senilai Rp 10.000/siswa di aula sekolah, Selasa (13/7). Pengembalian Pungli itu dilakukan pihak sekolah berdasarkan desakan Forum Peduli Warga Gondang (FPWG) Sragen.

Ratusan orangtua siswa mendatangi SDN Tunggul 1 Gondang dengan menandatangani berita acara serah terima. Mereka dikumpulkan di aula sekolah untuk mendapatkan penjelasan tentang pengembalian Pungli tersebut. Ketua FPWG Sragen, Sumardi saat ditemui Espos, di sela-sela pengembalian Pungli, mengatakan, jumlah Pungli dari 257 siswa itu mencapai Rp 2,57 juta.

Advertisement

“Dana itu digunakan untuk biaya perawatan komputer senilai Rp 1,05 juta, biaya pemeliharaan alat-alat kebersihan senilai Rp 1,15 juta dan sisanya untuk kegiatan lain. Padahal biaya perawatan komputer itu sudah masuk dalam kontrak kerja sama antara sekolah dan pihak ketiga. Demikian halnya dengan pemeliharaan alat-alat kebersihan juga menjadi tanggungan bantuan operasional sekolah (BOS). Jadi penarikan pungutan Rp 10.000/sis itu liar,” tukasnya.

Lagipula keputusan sekolah untuk menarik pungutan itu, kata dia, tidak didasarkan pada rapat dengan komite sekolah. Semua itu, sambungnya, sudah diakui Kepala SDN Tunggul I Gondang, Sukarno. Dia mengakatakan, Kasek bersedia mengembalikan semua pungutan itu kepada orangtua siswa secara keseluruhan.

Ketua Komite SDN Tunggul I Gondang, Sunaryo mengakui belum pernah diajak berembug soal penetapan pungutan Rp 10.000/siswa itu. Pengakuan Komite Sekolah disampaikan kepada Espos disaksikan Kepala Desa Tunggul Yasmani yang kebetulan hadir dalam pertemuan itu.

Advertisement

Sementara itu, Kepala SDN Tunggul I Gondang, Sukarno saat dikonfirmasi Espos, membenarkan adanya pungutan itu dan mengaku salah. Menurut dia, pungutan itu hanya didasarkan pada hasil rapat sekolah dan komite pada tahun lalu.

“Jadi rapat tahun lalu dilanjutkan kembali namun dengan nominal Rp 5.000/siswa diganti Rp 10.000/siswa. Pungutan itu memang tidak saya bicarakan dengan komite, sehingga kami mengembalikan pungutan itu kepada orangtua siswa. Saya berjanji tidak akan mengulangi lagi,” ujarnya.

trh

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif