Soloraya
Selasa, 13 Juli 2010 - 16:03 WIB

Agustus, serangan wereng diprediksi turun

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Espos)–Serangan wereng di Soloraya diprediksi turun pada Agustus mendatang atau ketika masa panen kedua tahun ini. Selanjutnya, para petani diminta segera mengganti pola tanam dengan palawija pada masa tanam (MT) ketiga. Imbauan tersebut bertujuan agar siklus wereng bisa terputus.

Kepala Laboratorium Hama Penyakit Tanaman Wilayah Surakarta, Ir V Driyatmoko MP menjelaskan, berdasarkan evaluasi laboratorium PHP Wilayah Surakarta sampai pekan pertama Juli, tren luas serangan wereng mulai menurun.

Advertisement

“Berdasarkan evaluasi laboratorium, luas serangan wereng menurun dari 9.301 hektare (Ha) menjadi 7.465 Ha. Serangan itu kami perkirakan terus turun hingga Agustus nanti apabila didukung dengan kondisi alam,” jelasnya kepada wartawan usai penyemprotan massal di Mertan, Bendosari, Selasa (13/7).

Lebih lanjut mengenai penurunan serangan intensitas serangan wereng, Driyatmoko menambahkan, terjadi di semua wilayah di eks-Surakarta. “Untuk daerah eks-Surakarta kami kira serangan werengnya akan terus turun dan puncaknya pada Agustus nanti. Jadi pada masa panen MT dua, kami perkirakan serengan wereng tidak lagi mengancam,” ujar dia.

Driyatmoko menambahkan, kesadaran mengubah pola tanam dari padi-padi menjadi padi-palawija seperti jagung, kedelai atau tanaman lain bisa juga mempercepat siklus hidup wereng cokelat. Oleh sebab itu dalam MT ketiga, petani diimbau menanam palawija. Apabila petani nekat menanam padi, siklus wereng tidak akan turun.

Advertisement

“Meski perkembangan serangan wereng sudah menurun, namun masyarakat khususnya petani harus tetap waspada. Kewaspadaan itu terutama bagi mereka yang tanaman padinya dalam stadi bunting sampai dengan menjelang panen,” jelasnya. Wilayah-wilayah ini, imbuh dia, akan menjadi daerah migrasi atau perpindahan populasi wereng.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanin (Dispertan), Giyarti menjelaskan, saat ini sudah 1.000 hektare (Ha) lahan yang ditanami jagung. Sementara untuk lahan yang ditanami kedelai mencapai 300 Ha.
Giyarti menambahkan, untuk penanaman jagung saat ini terfokus di lima kecamatan. Kelima kecamatan tersebut adalah Baki, Gatak, Kartasura, Bendosari dan Nguter.

“Untuk target penanaman palawija sebenarnya ya semua lahan di Sukoharjo. Sebab seperti yang saya katakan sebelumnya, harus ada perubahan pola tanam dari padi menjadi palawija. Untuk pemutus siklus wereng, saya kira hanya pengubahan pola tanam yang bisa dilakukan,” ujarnya.

Advertisement

aps

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif