Sport
Jumat, 9 Juli 2010 - 13:01 WIB

Uruguay vs Jerman, Mengulang memori 1970

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Port Elizabeth–Duka dan kekecewaan harus ditepis. Jerman dan Uruguay masih ditunggu duel penting di Stadion Nelson Mandela Bay, Minggu (11/7) dini hari  WIB.

Ya, meski gagal menembus final Piala Dunia 2010, perjuangan belum rampung. Kedua tim masih memburu hadiah hiburan di partai bertajuk playoff peringkat ketiga. Pemenang laga ini setidaknya bisa pulang dengan membawa kebanggaan tambahan.

Advertisement

Bagaimana tidak, laga ini adalah ulangan playoff peringkat ketiga Piala Dunia 1970. Saat itu Jerman Barat menjinakkan Uruguay dengan skor tipis 1-0.

Impian Jerman merengkuh trofi Piala Dunia untuk kali keempat buyar di kaki Spanyol. Sebiji gol Carles Puyol di menit ke-73 menahan laju Der Panzer ke partai puncak. Sedangkan laju moncer Uruguay dihentikan oleh Belanda. Ya, inilah kali pertama wakil Amerika Latin itu menginjak babak empat besar Piala Dunia sejak 1970. Sayang, ambisi La Celeste, julukan Uruguay, untuk menggenapi euforia dengan melenggang ke final gagal terealisasi.

Advertisement

Impian Jerman merengkuh trofi Piala Dunia untuk kali keempat buyar di kaki Spanyol. Sebiji gol Carles Puyol di menit ke-73 menahan laju Der Panzer ke partai puncak. Sedangkan laju moncer Uruguay dihentikan oleh Belanda. Ya, inilah kali pertama wakil Amerika Latin itu menginjak babak empat besar Piala Dunia sejak 1970. Sayang, ambisi La Celeste, julukan Uruguay, untuk menggenapi euforia dengan melenggang ke final gagal terealisasi.

Pelatih Jerman, Joachim Loew dan arsitek Uruguay, Oscar Tabarez, menghadapi misi yang identik. Mereka dituntut mengatrol kembali gairah anak asuh mereka yang redup setelah gagal di semifinal. Tugas yang tidak sulit, namun juga tidak mudah.

La Celeste sedikit diuntungkan karena punya waktu istirahat sehari lebih panjang dibanding Der Panzer. Tabarez juga dikenal sebagai motivator ulang. Kemampuan itulah yang kini harus dimaksimalkan sang arsitek.

Advertisement

“Kami harus memperlihatkan imej bagus seperti yang kami tunjukkan menghadapi Belanda. Untuk menunjukkan kepada publik sepak bola bahwa Uruguay ingin bermain sejajar dengan tim-tim lain. Kami ingin menunjukkan bahwa ini adalah tim dengan kebanggaan, walaupun kami kalah di semifinal. Dengan alasan itulah, partai playoff peringkat ketiga menjadi sangat penting,” ujar Tabarez, seperti dilansir yahoosports.com, Kamis (8/7).

Lega

Kubu Uruguay bisa berlega hati karena kembali diperkuat striker Luis Suarez yang telah bebas dari sanksi larangan bermain. Keberadaan kapten Ajax Amsterdam itu membuat lini serang La Celeste bisa tetap hidup bila Diego Forlan harus absen akibat cedera. Striker berusia 31 tahun itu tetap bermain melawan Belanda meski dengan menahan rasa sakit. Hebatnya, Forlan juga menyumbangkan sebuah gol indah. Belum ada kepastian apakah striker Atletico Madrid itu bakal turun menghadapi Jerman.

Advertisement

Di sisi lain, giarah Jerman tampaknya tak sebesar Uruguay. Gelar juara ketiga tak sebanding dengan mimpi besar tim Panser untuk merengkuh titel juara dunia untuk kali keempat. Namun Loew sepertinya ingin merampungkan misi di Afrika Selatan semaksimal mungkin.

“Para pemain kecewa, tapi saya tetap memberi selamat kepada mereka karena tampilan apik selama turnamen ini. Kami haru berusaha dan membangkitkan motivasi mereka karena masih ada satu pertandingan lagi untuk dimainkan, yaitu playoff peringkat ketiga melawan Uruguay,” tegas Loew.

JIBI/SOLOPOS/yms

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif