Bantul–Polres Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih menyelidiki tewasnya Brigadir Polisi Dedi Kusnaidi yang diduga akibat letusan senjata apinya sendiri.
“Kami masih menyelidiki mengapa senjata apinya bisa meletus dan mengenai dirinya hingga tewas,” kata Kasatreskrim Polres Bantul AKP Danang Kuntadi, di Bantul, Jumat (9/7).
Brigadir Polisi Dedi Kusnaidi tewas pada Kamis (8/7) sekitar pukul 05.05 WIB, di rumahnya di Bantul. Menurut Danang, Dedi tewas diduga karena terkena peluru dari senjata apinya yang meletus.
Peluru mengenai pinggang kanan bagian bawah saat Dedi sedang berpakaian untuk pergi tugas pada Kamis (8/7) sekitar pukul 05.05 WIB di Asrama Polres Bantul.
“Istri Dedi yang menyiapkan pakaian seragam dinas sesaat sebelum kejadian, sudah kami mintai keterangan, meskipun belum lengkap karena masih shock, dan statusnya masih sebagai saksi,” katanya.
Danang mengatakan dari hasil pemeriksaan sementara, kejadian itu murni kecelakaan. Namun, pihaknya masih terus mengumpulkan bukti-bukti untuk memastikan penyebabnya.
“Dalam olah tempat kejadian perkara (TKP) yang telah dilakukan kepolisian, peluru mengenai tubuh Dedi secara langsung, dan tidak ada pantulan,” katanya.
Untuk penyelidikan lebih lanjut, kata dia, pihaknya telah menyerahkan kepada pihak laboratorium forensik (Labfor) guna mengetahui penyebab yang sebenarnya.
“Senjata api genggam Revolver atau standar polisi sebagai barang bukti sudah kami kirimkan ke Labfor Semarang untuk diteliti, dan kami masih menunggu hasilnya,” katanya.
Brigadir Dedi Kusnaidi adalah anggota Unit Lalu lintas Polres Bantul. Ia warga Dusun Beji, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul. Almarhum meninggalkan seorang istri, Siti Agustina, dan dua anak.
ant/rif