News
Jumat, 2 Juli 2010 - 18:33 WIB

JK minta aksesoris elpiji tak layak ditarik

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Yogyakarta –
Mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) meminta pemerintah segera menarik semua aksesoris tabung gas elpiji 3 Kg yang tidak layak dari peredaran. Selanjutnya, rakyat akan memperoleh barang pengganti yang baru secara gratis.

“Aksesoris yang beredar dan tidak layak itu harus ditarik, kemudian diganti secara gratis,” ungkap Jusuf Kalla usai menutup acara World Peace Forum di Hotel Sheraton, Yogyakarta, Jumat (2/7/2010).

Advertisement

JK menegaskan kebijakan konversi minyak tanah ke gas elpiji sudah diikat aturan yang sangat lengkap. Peredaran tabung gas elpiji diawasi oleh pihak yang ditunjuk pemerintah. Artinya, tabung gas dan perangkatnya tidak bisa beredar kalau tidak lolos testing. Namun dia mengaku tidak tahu sejauh mana perkembangannya masalah konversi gas elpiji 3 kg itu, termasuk apakah terjadi penyelewengan atau tidak.  Karena itu, dia meminta pengawasan diperketat.

“Mungkin akhir-akhir ini ada barang impor di luar kontrol dengan kualitasnya rendah dan tidak sesuai standar. Harus diingat semua pemakaian energi itu ada risikonya, kompor minyak juga bisa meledak,” katanya.

Diakui JK, ada biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk penarikan aksesoris elpiji itu. Namun nilai biaya tersebut sangat kecil bila dibanding dengan penghematan yang diperoleh dari dampak konversi minyak tanah ke gas elpiji. Walaupun pemerintah harus mengeluarkan uang Rp 100 miliar untuk kepentingan itu, anggaran negara tetap aman.

Advertisement

“Penghematan anggaran yang diperoleh dari konversi itu per tahun itu mencapai Rp 40 triliun,” katanya.

Menurut dia, saat ini jumlah tabung gas yang beredar di pasaran sekitar 60-70 juta. Dia memperkirakan  jumlah akesoris yang tidak layak yang beredar di pasaran mencapai 2 juta unit. Hingga kini kasus tabung gas yang meledak sebanyak 80 kasus. Apabila dilihat dari kasus ledakan masih kecil jika dibandingkan jumlah tabung gas yang beredar.

Menurut dia, kasus ledakan tabung gas elpiji lebih banyak disebabkan selang tabung atau aksesoris lainnya yang bocor atau rusak.  Usia asesoris tabung gas, seperti selang, hanya untuk 2 tahun. “Jika sudah lebih dari itu harus diganti,” katanya.

Advertisement

Persoalan tabung gas elpiji lanjut JK bisa digolongkan menjadi tiga hal. Pertama, karena bocornya selang atau asesoris tabung gas lainnya. Solusinya, asesoris yang rusak harus diganti. Kedua, karena tindakan kriminal oknum tertentu, dan solusinya harus ada tindakan tegas dari kepolisian. Ketiga, adalah minimnya pengetahuan masyarakat yang terbatas.

“Karena itu pihak Petamina harus menggencarkan kembali sosialisasi yang efektif melalui media massa,” pungkas JK.

dtc/isw

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif