Jakarta–Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu pagi (30/6), turun mendekati angka Rp 9.100 per dolar, setelah beberapa hari lalu melemah, akibat merosotnya perdagangan saham di Amerika Serikat dan Eropa.
Perdagangan saham di Amerika Serikat dan Eropa yang cenderung melemah memberikan dampak negatif kepada pasar uang, khususnya rupiah yang merosot hingga mendekati angka Rp 9.100 per dolar, kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Rabu.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah 30 poin mencapai Rp 9.080-Rp 9.090 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.050-Rp 9.060 per dolar.
Rully Nova mengatakan, tekanan pasar terhadap rupiah saat ini makin besar, karena pelaku khawatir dengan pertumbuhan ekonomi global yang tak menentu.
“Kami memperkirakan rupiah akan kembali tertekan hingga mencapai Rp 9.100 per dolar, karena sentimen negatif pasar cenderung menguat,” ucapnya.
Kondisi pasar yang negatif, lanjut dia kemungkinan masih dapat menekan rupiah menguat hingga mencapai angka Rp9.100 per dolar.
Apalagi Bank Indoensia (BI) tidak menyetujui pergerakan rupiah berada di level Rp9.000 per dolar, kalau bisa rupiah berada di atas Rp 9.100 per dolar, ujarnya.
Menurut dia, BI khawatir apabila rupiah di bawah Rp9.000 per dolar, maka kemungkinan mata uang Indonesia itu akan terus menguat, karena pasarnya cenderung positif.
Apalagi investor asing berniat akan terus berinvestasi baru di pasar domestik, karena khawasan Asia diduga menjadi tumpuan perdagangan global, sementara Indonesia masih tetap merupakan pasar potensial.
ant/rif