News
Selasa, 15 Juni 2010 - 19:34 WIB

SBY: KEN & KIN tak perlu tumpang tindih

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Komite Ekonomi Nasional (KEN) dan Komite Inovasi Nasional (KIN) dibentuk untuk memberikan masukan kepada pemerintah sebagai bahan pengambilan kebijakan. KEN dan KIN tidak perlu dikhawatirkan tumpang tindih dengan kinerja kabinet.

“KEN atau KIN bukan decision making forum, bukan policy making, karena wilayah ini berada di pemerintah. Output-nya bukan juga keputusan atau kebijakan itu sendiri. Oleh karena itu KEN dan KIN berperan sebagi policy recommendation kepada pemerintahan dan presiden yang ada dalam wilayah tugas ekonomi dan inovasi nasional,” ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Advertisement

Hal itu disampaikan SBY saat memberikan pengarahan kepada anggota KEN dan KIN di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (15/6).

“Deskripsi tugas yang jelas tidak perlu harus tumpang tindih di jajaran kabinet,” imbuh SBY.

Advertisement

“Deskripsi tugas yang jelas tidak perlu harus tumpang tindih di jajaran kabinet,” imbuh SBY.

SBY lantas memberikan 8 pekerjaan rumah (PR) kepada KEN yang harus diselesaikan dalam waktu 6 bulan. Pertama, membuat APBN yang kredibel dan berkelanjutan. Kedua, mengenai economic conectivity yang menyambungkan antarpulau dan antarprovinsi.

Ketiga rantai logistik berdasarkan keunggulan komparatif masing-masing provinsi. Keempat, pengurangan kemiskinan. Kelima, pengurangan pengangguran dan penciptaan lapangan kerja. Keenam, ketahanan pangan dan air. Ketujuh, ketahanan energi. Dan kedelapan, mengembangkan sumber pembiayaan dalam negeri yang berkelanjutan seraya mengurangi beban utang luar negeri.

Advertisement

Sedangkan untuk KIN, SBY memberikan PR jangka panjang dan menengah. Untuk jangka panjang, KIN yaitu melahirkan inovasi berkaitan dengan nilai dan budaya Indonesia, agar bisa mengubah pola pikir, cara pandang dan prilaku berdasarkan komunitas berbasis pengetahuan.

Kedua membangun budaya Indonesia yang ramah lingkungan. Ketiga menciptakan budaya enterpreneurship. Keempat, membangun budaya kreatif dan inovatif. “Seperti lamunan, membayangkan, berkhayal-khayal itu ternyata bisa menjadi sesuatu yang tidak terduga-duga,” ujar SBY memberikan contoh.

Sedangkan untuk jangka menengah KIN diberi tugas untuk menghasilkan inovasi melalui penelitian dalam bidang kesehatan, maritim, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, industri dan ekonomi kreatif.

Advertisement

KEN yang didirikan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 31/2010 terdiri dari 24 akademisi, praktisi dan ahli ini diketuai Chairul Tanjung, dengan wakil ketua Chatib Basri, serta sekretaris Aviliani. Beberapa pengusaha masuk dalam anggota KEN antara lain, Sandiaga Uno, Sri Hartati Murdaya, James T Riadi, Peter Gontha, Erwin Aksa serta M Syafii Antonio.

Sedangkan KIN yang didirikan dengan Perpres Nomor 32/2010 terdiri dari 30 akademisi dan ilmuwan, yang diketuai Prof Zuhal. Beberapa ilmuwan yang masuk di dalamnya adalah Sangkot Marzuki, Ninok Leksono, Umar A Jenie, Rahmat Gobel, Arif Rahman dan Ilham Habibie.

dtc/isw

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : KEN KIN SBY
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif