News
Senin, 24 Mei 2010 - 10:46 WIB

Kenaikan pajak tambang Australia beri peluang Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Kenaikan pajak tambang Australia akan memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia karena pasar batubara internasional kemungkinan bergeser ke Indonesia.

Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Kementerian ESDM, Witoro Soelarno menjelaskan, kenaikan pajak oleh Pemerintah Australia menjadi 40%, akan memberikan dampak pada harga komoditi tambang, terutama batubara, karena Australia adalah eksportir terbesar. “Diperkirakan pasar akan bergeser ke Indonesia,” ujar Witoro, Senin (24/5).

Advertisement

Namun, pergeseran pasar batubara tersebut tetap harus diwaspadai karena akan memicu produsen menaikan produksinya. “Kita perlu mengendaikan produksi agar harga meningkat sehingga pendapatan negara juga meningkat,” katanya.

Kondisi ini, tambah Witoro, juga berpotensi memberikan dampak positif bagi investasi di sektor hulu dan hilir pertambangan. Investasi untuk bidang hilir mineral logam mungkin masuk ke tanah air, terutama untuk nikel, tembaga besi, dan juga alumunium.

Untuk sektor hulu juga memungkinkan, tapi akan ada kompetisi dengan penambang lokal karena untuk menambang relatif diperlukan modal lebih kecil. “Kalau mau berbagi porsi biarlah investasi besar menjadi porsinya asing,” tambahnya.

Advertisement

Seperti diketahui, investor asing di sektor pertambangan melarikan diri dari Australia setelah pemerintah negeri Kanguru itu memutuskan untuk menerapkan pajak sebesar 40% dari laba perusahaan pertambangan mulai Juli 2012.

Penerapan aturan baru ini dilakukan guna memperoleh dana AUD 12 miliar (US$11,1 miliar) pada dua tahun pertama setelah aturan itu diterapkan.

Sejak aturan ini diumumkan perusahaan-perusahaan pertambangan, termasuk Fortescue, menangguhkan proyek-proyek investasi yang besar. Menurut Direktur Eksekutif Fortescue Metals Group,  Andrew Forrest, perbankan telah menarik diri dari beberapa proyek yang direncanakan Fortescue, termasuk proyek Solomon Hub di negara bagian Australia Barat senilai US$ 9 miliar.

Advertisement

dtc/ tiw

Advertisement
Kata Kunci : Pajak Tambang
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif