News
Senin, 24 Mei 2010 - 14:43 WIB

Banjir, petani Jatim rugi Rp 77,452 M

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Surabaya–Bencana alam banjir yang melanda kawasan Jawa Timur (Jatim) telah merendam 6.972,49 hektar lahan padi. Akibatnya, petani menderita kerugian sebesar Rp 77,452 miliar setelah lahan panen mereka seluas 3.978,02 hektar mengalami puso atau gagal panen.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim Achmad Nur Falakhi mengatakan, total sebanyak 18 kabupaten di Jatim mengalami puso. Tiga kabupaten yang mengalami puso terbesar adalah Pasuruan, Tulungagung, dan Lamongan.

Advertisement

“Kami telah mengajukan permintaan cadangan benih nasional (CBN) sejak 24 Maret 2010 lalu ke Direktorat Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementrian Pertanian tapi hingga saat ini belum ada realisasi. Seharusnya permintaan segera ditindaklanjuti agar para petani dapat memulai masa tanam kembali ,”ucapnya, Senin (24/5) di Surabaya.

Sebelumnya, realisasi pemberian CBN hanya berkisar satu pekan sejak diajukan. Namun, pengajuan permintaan benih pada bulan Maret lalu belum juga disalurkan hingga saat ini. Luas puso di Kabupaten Pasuruan sebanyak 1.009 hektar, Kabupaten Tulungagung 460 hektar, dan Lamongan 408 hektar.

Puso juga terjadi di 15 kabupaten lainnya di Jatim. Tak hanya tanaman padi, banjir juga menyebabkan puso pada tanaman jagung dan kedelai. Tercatat seluas 182,8 hektar tanaman jagung mengalami gagal panen dengan kerugian sebesar Rp 1,243 miliar.

Advertisement

Sedangkan tanaman kedelai yang mengalami gagal panen seluas 21 hektar dengan tingkat kerugian mencapai Rp 161, 1 juta. Bagi para petani yang mengalami puso, pemerintah menyediakan bantuan benih dari CBN sebanyak 25 kilogram per hektar untuk tanaman padi, 15 kilogram per hektar untuk tanaman jagung, dan 40 kilogram per hektar untuk tanaman kedelai.

Pemerintah tak membatasi pengajuan permintaan benih dari petani. Berapapun luas lahan yang puso tetap akan diberikan bantuan benih oleh pemerintah.

“Kalau melihat hujan yang masih terus-menerus melanda Jatim hingga akhir-akhir ini, maka potensi terjadinya puso masih akan besar. Dua bulan ini seharusnya sudah masuk musim kemarau tapi di beberapa daerah justru masih banyak terjadi hujan dan banjir,” ujarnya.

kompas.com/ tiw

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Petani Jatim Rugi
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif