Sebagaimana diinformasikan, akibat hujan deras yang mengakibatkan naik air sungai di Dusun Gempeng,
Desa Jaten, sepekan lalu, dua pertiga bagian jembatan hancur dan terbawa arus. Akibatnya, jalan pintas antara Gempeng ke Desa Nambangan bahkan ke Nguter, Sukoharjo pun terputus.
Pantauan Espos, Minggu (23/5), di atas jembatan itu sudah dibuat jembatan darurat dari anyaman bambu. Namun, dengan lebar hanya kurang lebih satu meter, jembatan darurat itu hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Itupun harus bergiliran, tidak bisa bersimpangan dari dua arah.
Padahal sebelum diterjang banjir, jembatan yang dibangun dari swadaya masyarakat setempat 20-30 tahun lalu itu bisa dilewati kendaraan roda empat, termasuk pikap dan truk yang hendak memintas jalan dari Selogiri ke Nguter, Sukoharjo. Kini, mobil, pikap dan truk itu harus memutar lewat jalan utama yang jarak tempuhnya lebih jauh.
Salah satu warga Nambangan yang kebetulan lewat, Warti kepada Espos mengungkapkan harapannya agar jembatan penghubung itu segera diperbaiki. “Susah kalau begini. Saya biasa lewat jalan ini kalau hendak menuju Pule. Kalau tidak lewat sini saya harus memutar cukup jauh,” jelas Warti.
Warti mengaku sebenarnya takut harus melewati jembatan dari anyaman bambu itu dengan sepeda motor. Tapi tetap dipaksakannya untuk berani.
Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Jaten, Selogiri, Hartono mengatakan beberapa saat setelah jembatan itu rusak, warga langsung bergotong royong membuat anyaman dari bambu untuk jembatan darurat agar warga bisa lewat. Namun, ia berharap pemerintah segera memberi bantuan untuk pembangunan kembali jembatan itu.
shs