News
Sabtu, 22 Mei 2010 - 09:49 WIB

Krisis Thailand, episode terburuk dalam sejarah

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bangkok–Pemerintah Thailand kini telah berbenah setelah demo berkepanjangan kelompok ‘kaos merah’ yang memakan 83 orang tewas. Krisis politik selama beberapa bulan terakhir adalah salah satu episode terburuk dalam sejarah Thailand.

“”Ini adalah salah satu episode terburuk yang pernah dihadapi Thailand,” kata Perdana Menteri Thailand Abhisit Vijjajiva dalam pidato yang disiarkan langsung oleh televisi setempat seperti dilansir Channelnewsasia, Sabtu (22/5).

Advertisement

Abhisit mengatakan, situasi Thailand mulai pulih setelah tindakan demonstran anti-pemerintah memicu kekacauan di ibukota. Namun dia sadar Thailand masih menghadapi tantangan besar.

Suksesnya pasukan keamanan dalam mengamankan Bangkok oleh kaos merah, imbuh Thaksin adalah buah kerja keras pemerintah dalam upaya untuk memulihkan keadaan.

Advertisement

Suksesnya pasukan keamanan dalam mengamankan Bangkok oleh kaos merah, imbuh Thaksin adalah buah kerja keras pemerintah dalam upaya untuk memulihkan keadaan.

“Kami akan berusaha mempercepat memulihkan keadaan dan kami mengakui bahwa saat ini kami menyadari ada tantangan besar di depan kita, terutama tantangan mengatasi perpecahan yang telah terjadi di negara ini,” ujarnya.

Abhisit menyesal telah banyak korban jiwa berjatuhan dalam bentrok selama enam minggu yang menyebabkan 16 orang tewas, termasuk seorang fotografer asal Italia. Namun dia berdalih operasi yang dilakukan oleh militer Thailand masih dalam rambu-rambu hukum.

Advertisement

Mensos sambut baik usulan Gesang Pahlawan Nasional

Jakarta–Beberapa kalangan mengusulkan almarhum seniman legendaris, Gesang Martohartono mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri menanggapi positif usaulan tersebut.

“Sebaiknya usulan diteruskan kepada pemerintah daerah setempat. Agar dipenuhi persyaratan administrasi dan pertimbangan sejarahnya,” kata Mensos, Sabtu (22/5).

Advertisement

Menurutnya, Pahlawan Nasional memiliki posisi penting bagi sejarah Indonesia dan tidak harus berasal dari militer.

“Saat ini tercatat 147 Pahlawan Nasional. Ada kaum budayawan, diplomat, intelektual, dan tokoh agama,” kata dia.

Pria yang menamatkan SD-nya di Solo, Jawa Tengah ini akan segera membahas usulan tersebut. Hasilnya akan diserahkan pada Dewan Gelar untuk kemudian diputuskan.

Advertisement

“Hasil usulan Dewan Gelar itu akan ditetapkan langsung oleh Presiden,” tutupnya.

dtc/isw

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif