News
Rabu, 19 Mei 2010 - 18:51 WIB

Testimoni Sri Mulyani guncang pasar finansial

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Pasar finansial kembali mendapat tekanan cukup dalam. Selain karena faktor eksternal, pasar terguncang kondisi internal akibat testimoni Sri Mulyani di almamaternya, UI.

Albertus Christian K, periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures mengatakan, tertekannya pasar finansial salah satunya akibat kondisi internal yang memicu pasar profit taking sehingga terjadi capital outflow. Menurutnya, testimoni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di almamaternya, UI telah memicu gejolak pasar.

Advertisement

Karena itu, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (19/5) sebagaimana dikutip Inilah.com ditutup melemah 40 poin (0,43%) menjadi 9.150/9.170 dibandingkan kemarin di level 9.110/9.120.

“Sri Mulyani mengakui, bahwa dirinya dijadikan kambing hitam oleh Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (19/5).

Advertisement

“Sri Mulyani mengakui, bahwa dirinya dijadikan kambing hitam oleh Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (19/5).

Menurut Albertus, ternyata investor ketakutan, skandal korupsi ini akan membahayakan investasi mereka. Akibatnya, investor asing menarik dana mereka dari dalam negeri. Investor juga khawatir atas pembentukan Sekretariat Gabungan Partai Koalisi Pemerintah, yang ketua hariannya adalah Aburizal Bakrie.

“Pasar takut, reformasi yang dijanjikan presiden, akan menjadi lebih lama dari perkiraan,” ungkapnya. Di antaranya, reformasi sektor keuangan, good governance, akan terganggu dan pasar tidak menyukai itu. Alhasil, respon pasar hari ini sangat negatif terutama di pasar modal.

Advertisement

Sementara itu, dari eksternal pasar finansial mendapat tekanan dari pelemahan euro akibat kekecewaan pasar atas pertemuan para menteri keuangan Uni Eropa dan gubernur bank sentral di Brussels Rabu (19/5). “Ternyata, pertemuan itu tidak menghasilkan teknik detil bentuk bantuan bagi Yunani,” ungkapnya.

Pertemuan itu hanya menghasilkan poin yang sangat minim. Di antaranya, penghematan fiskal, tidak dijalankan di negara-negara yang defisitnya kecil. Penghematan ini hanya dilaksanakan di negara yang defisitnya besar seperti Yunani, Portugal, Spanyol, Italia, dan Irlandia.

“Padahal, yang ditunggu pasar adalah teknis detil bantuan atas Yunani,” imbuhnya. Pada akhirnya, pertemuan itu berjalan alot sehingga dijadwal ulang Jumat (21/5) akhir pekan ini. Pasar masih menunggu hasil pertemuan itu.

Advertisement

Selain itu, yang menambah sentimen negatif di pasar adalah larangan short selling di Jerman pada aset-aset berisiko. Karena itu, posisi para fund manager langsung berbalik dari ‘beli’ menjadi ‘jual’. “Mereka takut, tidak bisa mendapatkan likuiditas dengan mudah,” ucapnya. Mereka pun harus mencari likuiditas pada aset-aset lain.

Di sisi lain, Alfiansyah, analis Sinarmas Securities mengatakan tekanan bursa global masih cukup kuat bagi IHSG . Apalagi, bursa Eropa siang tadi dibuka dalam posisi negatif. Hal ini semakin menegaskan posisi indeks di jalur negatif. “Jika saja pasar Eropa dibuka positif, indeks hanya akan melemah terbatas,” ujarnya.

Ia menilai, bursa domestik lebih terpengaruh faktor eksternal daripada internal. Apalagi saat ini tidak ada sentimen positif dari dalam negeri yang mampu mengatasi tekanan itu. “Pasar finansial global saat ini masih menunggu kejelasan penyelesaian krisis Yunani yang masih tetap alot,” paparnya.

Advertisement

Alfiansyah menambahkan, saat ini pasar masih mencermati, apakah krisis yang terjadi di Uni Eropa itu bisa ditanggulangi setelah adanya komitmen dana talangan senilai 750 miliar euro dari Uni Eropa dan IMF (International Monetary Fund). Jika Yunani tidak bisa diatasi, akan menjadi kekhawatiran bagi negara Eropa lainnya.

“Diduga akan merambah hingga ke Eropa Timur dan itulah yang ditakutkan. Karena itu, permainan pasar baik domestik maupun global saat ini sangat spekulatif,” ulasnya.

isw

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif