Soloraya
Selasa, 18 Mei 2010 - 17:26 WIB

Flu burung merebak di Kebakkramat

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Espos)–Penyakit flu burung atau avian influenza (AI) merebak di sejumlah dukuh di Desa Waru, Kebakkramat. Puluhan unggas milik warga mati mendadak akibat serangan wabah tersebut di wilayah setempat, beberapa waktu terakhir.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Karanganyar, Muhammad Hatta, menjelaskan penyakit AI didapati pada ayam kampung warga yang dipelihara dengan cara diliarkan. Keterlambatan masyarakat melaporkan kasus itu ke instansi terkait Pemkab membuat keberadaan virus tersebut menyebar secara cepat ke lingkungan-lingkungan lain di sekitarnya.

Advertisement

“Seperti halnya kasus-kasus terdahulu, temuan terakhir AI di Waru, Kebakkramat, juga di peternakan sektor IV atau back yard. Tetapi sekarang sudah tertangani setelah petugas participatory diseases and surveillance  respons (PDSR) terjun langsung ke lokasi,” ungkapnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, didampingi petugas PDSR, drh Sutiyarmo, Selasa (18/5).

Hatta menjelaskan, sampai yang terakhir, selama Februari hingga Mei 2010 ini, setidaknya sudah ditemukan 11 kasus AI di daerah-daerah berbeda di seluruh Kabupaten Karanganyar. Di antaranya adalah di wilayah Desa Karangsari Kecamatan Jatiyoso, Popongan danLalung di Karanganyar Kota,  Dawung di Matesih, Wonorejo di Gonagrejo, Paulan di Colomadu, dan Jatisobo di Jatipuro.

“Selain itu juga di Desa Negmplak Kecamatan Karangpandan. Total ada 11 kasus dengan jumlah kematian unggas  mencapai 500-an ekor,” ujarnya. Dikemukakan, meski tercatat sebagai daerah endemis, sejauh ini kasus AI tidak mengarah ke manusia seperti di kabupaten/kota lain di Soloraya.

Advertisement

Sementara itu Sutiyarmo menambahkan, guna penanggulangan AI di Desa Waru, pihaknya telah melakukan penyemprotan desinfektan di kandang-kandang dan lokasi lain berkumpulnya ayam bersama warga. Disnakkan juga memberikan sosialisasi agar selama dua pekan mendatang semua unggas mereka dikandangkan demi mengantisipasi risiko meluasnya wilayah penularan.

“Sementara ini upayanya adalah desinfeksi dan meminta pengandangan unggas. Hal itu agar ayam-ayam yang dimungkinkan terkena AI tidak berkeliaran dan menyebarkan ke ayam-ayam lain yang masih sehat. Setelah dinyatakan benar-benar bebas AI, upaya selanjutnya adalah vaksinasi.”

Dikemukakan, kasus AI terus berkembang karena faktor cuaca yang hingga saat ini masih sering hujan. Namun menurut Hatta dan Sutiyarmo, meski ada belasan temuan unggas positif AI di lima bulan terakhir 2010, kecenderungan penyebaranya relatif menurun dari tahun ke tahun.

Advertisement

try

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif