Andi yang datang ke Stadium Putra, Kuala Lumpur, Minggu (16/5), menyaksikan dari pinggir lapangan Taufik Hidayat, Markis Kido/Hendra Setiawan dan Simon Santoso menyerah dari pemain-pemain China.
Andi mengapresiasi perjuangan keras para pemain, terlebih bagi Markis/Hendra yang kalah dari Fu Haifeng/Cai Yun dan Simon yang takluk di tangan Chen Jin setelah bertarung tiga set.
“Kita kalah tapi terhormat. Kita lihat, anak-anak sudah berusaha keras. Di ganda pertama dan tunggal kedua kita sudah kasih perlawanan yang ketat,” kata Andi seusai pertandingan.
“Kita kalah tapi terhormat. Kita lihat, anak-anak sudah berusaha keras. Di ganda pertama dan tunggal kedua kita sudah kasih perlawanan yang ketat,” kata Andi seusai pertandingan.
Menegpora juga berterima kasih kepada para pendukung Indonesia yang telah memadati arena. Para pendukung ‘Merah Putih’ memang mendominasi stadion dan tak henti-hentinya mendukung perjuangan para pemain.
“Terima kasih kepada penonton di sini dan di Indonesia yang telah memberikan dukungan dan doanya. Itu memberi semangat yang luar biasa. Walaupun tidak berhasil tahun ini, tapi Insya Allah tahun depan kita bisa,” ujar Andi.
“Kita harus melakukan evaluasi ulang, mencari bibit-bibit muda lagi sehingga di Piala Thomas mendatang kita bisa menang. Selain itu akan ada juga SEA Games dan Asian Games,” katanya.
“Sekarang sudah ada program Prima dengan dana Rp 200 miliar. Tapi memang untuk bulutangkis perlu ada penambahan karena kita ingin melahirkan juara dunia.”
“Rp 200 miliar utk program Prima, mungkin nanti ada penambahan dari BUMN dan swasta. Yang jelas Pemerintah telah menyediakan dana sebesar itu untuk semua cabang olahraga,” jelasnya.
Andi juga tidak menutup kemungkinan untuk melibatkan BUMN untuk membina atlet melalui program bapak angkat.
“Soal bapak angkat masih terus dibicarakan dengan Menteri BUMN. Nantinya BUMN membina satu cabang olahraga,” tuntas pria asal Sulawesi Selatan itu.
dtc/tya