Soloraya
Sabtu, 15 Mei 2010 - 19:13 WIB

Tiga desa di Klaten terendam banjir

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)–Sedikitnya tiga desa di tiga kecamatan yang berbeda di Klaten terendam banjir luapan dari Sungai Dengkeng, Sabtu (15/5) pagi.

Informasi yang dihimpun Espos di lokasi, ketiga desa itu adalah Bawak Kecamatan Cawas, Talang Kecamatan Bayat, dan Planggu Kecamatan Trucuk. Banjir terparah terjadi di Desa Bawak tepatnya di Dukuh Gonalan dan Dukuh Bawak. Di dua dukuh tersebut ketinggian banjir rata-rata mencapai sekitar 75 centimeter. Ratusan rumah penduduk, jalan desa serta sekitar 10 hektare (ha) lahan pertanian tergenang air dalam kejadian tersebut.

Advertisement

Sriyanto, warga RT 01/VI Dukuh Gonalan, Desa Bawak mengatakan, banjir itu terjadi sekitar pukul 03.30 WIB. Menurutnya, pada pukul 04.30 WIB, banjir sempat surut. Akan tetapi, pada pukul 05.00 WIB hingga 08.00 WIB, genangan air kembali tinggi.

Dia menjelaskan, pada malam sebelumnya wilayah Klaten diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi sehingga membuat debit air di Sungai Dengkeng meningkat. Tingginya sedimentasi di Sungai Dengkeng membuatnya tidak mampu menampung air hujan. Akibatnya, air meluap dan menggenangi permukiman dan persawahan yang ada di sekitar Sungai Dengkeng.

Sriyanto mengaku memilih bertahan karena percaya terjadinya banjir tersebut tidak akan lama. Menurutnya, warga sudah menyimpan barang-barang berharga mereka pada tempat yang lebih tinggi. Dia menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, Desa Bawak selalu menjadi langganan banjir luapan dari Sungai Dengkeng.

Advertisement

Akan tetapi, biasanya banjir terjadi pada akhir bulan Desember hingga awal Januari. “Perkiraan kami meleset karena banjir kali ini terjadi pada bulan Mei,” ujar Sriyanto.

Poniman, 40, warga lainnya mengaku sengaja memasang tumpukan karung berisi pasir di halaman rumahnya untuk mencegah masuknya air. Menurutnya, karung berisi pasir itu sudah disiapkannya jauh-jauh hari untuk mengantisipasi datangnya banjir. “Kalau tidak ada karung berisi pasir itu, tentu bagian dalam rumah saya sudah tergenang banjir,” papar Sriyanto.

Sementara itu, Camat Cawas, Ir Pri Harsanto MSi mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Akan tetapi, tanaman padi yang baru berusia dua bulan terancam puso jika air tidak segera surut. Dia menjelaskan, salah satu solusi untuk mencegah terjadinya banjir ialah dengan membangun tanggul permanen setinggi lima meter dan sepanjang tiga kilometer.
“Pemkab mestinya bisa menyediakan anggaran untuk pembangunan tanggul tersebut,” tutur Pri.

Advertisement

mkd

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif