Soloraya
Sabtu, 15 Mei 2010 - 20:14 WIB

Relokasi warga bantaran, Pokja gandeng pengusaha properti

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Sejumlah kelompok kerja (Pokja) relokasi akhirnya menggendeng pengusaha properti perumahan dalam program relokasi warga bantaran. Keterlibatan pengusaha properti itu, menurut Pokja mutlak dibutuhkan demi memangkas adanya aksi curang para oknum yang bermain di balik program tersebut.

Dalam pertemuan yang digelar antara Pokja dengan pengusaha bisnis properti di salah satu rumah makan di Solo, Jumat (14/5), mereka menjalin kesepahaman bahwa relokasi tahun 2010 ini akan melibatkan pengusaha properti. Selanjutnya, pengusaha properti bakal memberikan gambaran rumah relokasi secara umum yang terdiri dari unsur rumah sehat, layak, siap pakai dan terjangkau oleh kantong warga.

Advertisement

“Yang terpenting, warga itu dikasih harga terjangkau dan langsung menempati rumah yang layak huni,” kata sekretaris Pokja Sewu, Hadi Sutrisno.

Ketua Pokja Pucangsawit, Jebres, Tejo Lelono menjelaskan, hadirnya pengusaha properti dalam program relokasi akan memberikan pencerahan atas sekian benang kusut yang terjadi di dalam program relokasi selama ini. Pasalnya, keterbatasan SDM Pokja dan sub Pokja dalam membangun perumahan telah menjadi sumber permasalahan relokasi yang jarang diperhatikan Pemkot Solo.

Hal senada juga dilontarkan Ketua Pokja Kelurahan Sewu, Joko Mulyono. Dia mengaku selama mengurusi relokasi, telah menghabiskan uang sekitar Rp 8 juta untuk biaya ke rumah sakit atas penyakit jantungnya. Kondisi tersebut tak bisa dilepaskan dari pengaduan dan ketidakpuasan warga atas pelaksanaan relokasi, mulai dari tudingan potongan dana, keterlambatan material, hingga dana yang tak kunbjung cair.

Advertisement

“Padahal, kami ini kerja tak digaji, tapi ada sedikit kesalahan langsung didatangi warga. Tak peduli itu siang atau malam. Mulai isu yang ” paparnya.

Sementara itu, salah satu Direktur Perumahan Griya Karya Sejahtera (GKS), Bambang akan segera menindaklanjuti kesepahaman antara Pokja dengan pengusaha perumahan itu. Menurutnya, gambaran perumahan relokasi secara menyeluruh terdiri dari harga yang sesuai dengan warga, kondisi bangunan yang siap huni dan layak, serta akses yang mudah.

“Yang jelas, dari sisi harga perumahan relokasi akan berbeda dengan perumahan pada umumnya dengan harapan memberikan tawaran solusi bagi program relokasi di Solo,” paparnya.

Advertisement

asa

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif