London--Pemilu yang telah dilaksanakan di Inggris ternyata tidak memberi kepastian politik. Untuk pertama kalinya sejak 1974, tidak ada pemenang mayoritas walaupun partai Konservatif meraih suara terbanyak. Koalisi mungkin jadi solusi.
Dari 615 kursi yang diperebutkan, Partai Konservatif mendapatkan 290 kursi. Padahal butuh 326 kursi untuk memimpin Parlemen. Meski demikian, pimpinan partai Konservatif David Cameron berani mengatakan keunggulannya atas Partai Buruh.
“Partai Buruh sudah kehilangan mandat untuk menjalankan pemerintahan di Inggris,” kata Cameron seperti dilansir Reuters, Jumat (7/5).
Meski demikian, PM Gordon Brown punya hak berdasarkan konstitusi untuk mencoba membentuk pemerintahan, kemungkinan dengan berkoalisi. Partai Liberal Demokrat pun mulai dilirik. Sementara Konservatif kemungkinan menggandeng sejumlah partai kecil dari Irlandia Utara, Skotlandia atau Wales untuk menambah suara.
Perkembangan terakhir, Brown telah meminta Sekretaris Kabinet untuk memberikan dukungan penuh kepada semua partai politik yang ingin terlibat dalam pembicaraan koalisi. “Kami akan mengambil semua langkah untuk memastikan Inggris punya pemerintahan yang kuat dan stabil,” kata Brown.
‘Parlemen menggantung’ di Inggris ditanggapi negatif para pelaku ekonomi, termasuk pasar saham. Masyarakat Inggris pun menunggu kemana arah koalisi akan bergulir.
Inggris selama ini tidak punya banyak pengalaman koalisi jika dibanding negara Uni Eropa lainnya. Kebingungan ini juga ditambah lagi dengan kasus gagalnya ratusan pemilih untuk memberikan suara karena tempat pemungutan suara terlanjur ditutup.
dtc/tya