News
Senin, 3 Mei 2010 - 15:35 WIB

Serah terima Kalapas Klas II A Abepura ricuh

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jayapura— Acara serah terima jabatan Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Klas II A Abepura di Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM (Kanwil Dephukham) Provinsi Papua di Jalan Raya Abepura, Kota Jayapura, Papua, Senin (3/5) ricuh.

Aparat kepolisian yang ada di sekitar lokasi kejadian, turut mengamankan kegiatan ini. Akibatnya, acara serah terima yang tadinya di ruangan aula, dipindahkan ke ruang kerja Kanwil Dephukham Provinsi Papua, Nazaruddin Bunas.

Advertisement

Kericuhan itu terjadi, saat pejabat baru Kalapas Klas II A Abepura, Liberty Sitinjak bersama Kepala Kanwil Dephukham Provinsi Papua Nasaruddin Bunas memasuki ruang pelantikan. Tapi tiba-tiba pejabat Kalapas lama, Anthonius Ayorbaba bersama sejumlah pendukungnya masuk ruangan meminta acara dihentikan.

Mereka meminta agar pembawa acara menghentikan kegiatannya. Melihat suasana ini, Kepala Kanwil Dephukham Provinsi Papua, Nazaruddin Bunas bersama para undangan keluar ruangan.

Menurut pejabat Kalapas lama, Anthonius Ayorbaba, proses pergantian terhadap dirinya itu dianggap penuh rekayasa dan tak sesuai mekanisme yang berlaku. “Saya siap diganti, asal sesuai dengan prosedur dan jangan dipaksakan. Apalagi, saya baru menerima surat keputusan pemberitahuan pergantian itu pada hari Minggu (2/5) malam. Tapi kenapa pelantikan langsung dilakukan Senin (3/5) pagi ini. Masa persiapannya hanya beberapa jam, jelas saya kaget. Saya harap agar kegiatan ini ditunda selama dua minggu,” katanya memberi alasan ke wartawan saat ditemui, Senin (3/5).

Advertisement

Sedangkan Kepala Kantor Kanwil Dephukham Provinsi Papua, Nazarudin Bunas mengatakan, surat keputusan pergantian Kalapas Klas II A Abepura ini sesuai perintah Menteri Hukum dan HAM.

“Pelantikan ini perintah menteri dan bukan wewenang saya. Jika Anthonius Ayorbaba tak bersedia diganti, silahkan dia menghadap ke menteri. Saya secara pribadi sudah minta menteri tunda acara ini. Tapi menteri tetap memerintahkan untuk tetap diganti, sebab sudah empat kali terjadi penundaan,” terangnya, Senin (3/5).

tempointeraktif/rif

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif