SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Karanganyar (Espos)–Mantan Wakil Bupati Karanganyar, Sri Sadoyo, mendukung gerakan Forum Karanganyar Rembug (FKR).
Dukungan itu ia sampaikan saat sejumlah penggagas FKR berkunjung ke kediamannya di Desa Tohkuning, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Solo, Sabtu (1/5) sore.
Kepada Sadoyo, salah satu pengurus FKR, Dwi Susilarto mengatakan, sejumlah elemen masyarakat di Karanganyar telah merapat ke FKR. Mereka antara lain Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Karanganyar dan sejumlah pedangang bronjong.
Sementara itu, Heru mengatakan, kedatangan FKR itu antara lain untuk meminta sumbang saran dari Sri Sadoyo, agar gerakan FKR dalam meluruskan aturan yang ada tetap berhasil.
“Saat ini peraturan pemerintah itu merugikan masyarakat,” katanya.Kebijakan yang ia maksud yakni tentang Griya Lawu Asri (GLA) dan program pemugaran rumah bagi sejumlah masyarakat.
Menurut pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jateng, sebut Heru, ada penyelewengan dana senilai Rp 15 miliar. Seharusnya, kata dia, ada 2.608 masyarakat miskin Karanganyar tidak mendapatkan bantuan senilai Rp 9 juta.
Ia menilai ada sebuah rekayasa dalam proyek tersebut. “Biar yang benar itu benar, yang salah tetap salah,” tegas Heru.
Pihaknya saat ini juga mengantongi sejumlah data yang menguatkan adanya rekayasa tersebut. yakni data dari awal pembentukan koperasi hingga kasus tersebut bergulir.
Dwi menambahkan, kedatangannya itu antara lain untuk meminta restu kepada sejumlah sesepuh di Karanganyar.
Sementara itu, Sri Sadoyo mengatakan, meskipun sudah tidak berkecimpung di pemerintahan lagi, namun ia masih tetap mengikuti sejumlah isu pemerintahan, seperti kasus GLA.
Ada sejumlah pekerja yang mencopot jendela perumahan di GLA, ada rehabilitasi material dan itu adalah orang-orangnya Toni Haryono, dia juga tahu. “Hingga pembentukan FKR ini, saya juga tahu,” ungkap Sri Sadoyo di hadapan hadirin di pendopo rumahnya.
m87