News
Rabu, 28 April 2010 - 14:02 WIB

Ada 267 sekolah yang siswanya 100 persen tak lulus UN

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta— Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh mengungkapkan, ada 267 sekolah menengah atas (SMA) yang seluruh siswanya tidak lulus ujian nasional (UN). “Sebagian besar sekolah swasta,” kata Menteri Nuh di Jakarta.

Total siswa dari sekolah dengan tingkat kelulusan nol persen itu berjumlah 7.648 orang. Mereka menjadi bagian dari 154.051 siswa yang harus mengikuti ujian ulangan pada 10-14 Mei nanti.

Advertisement

Ujian nasional tingkat SMA tahun ini diikuti 1,5 juta siswa di seluruh Indonesia. Menurut Nuh, sekitar 20 persen dari sekolah yang gagal total meluluskan siswanya merupakan sekolah negeri. “Artinya, sekolah negeri tidak dibantu kelulusannya,” kata Nuh, Selasa (27/4).

Nuh menguraikan, 61 persen siswa yang mengulang ujian berasal dari jurusan ilmu pengetahuan sosial. Adapun siswa jurusan ilmu pengetahuan alam yang mengulang hanya 35 persen.

Fakta lain yang terungkap, sebagian besar siswa jurusan bahasa harus mengulang pelajaran bahasa Indonesia. Menurut Nuh, hal itu harus diberi perhatian khusus, karena siswa jurusan bahasa mempelajari bahasa Indonesia lebih intensif dibanding murid jurusan lain.

Advertisement

Meski ada ratusan sekolah yang gagal total, Menteri Nuh menolak bila dikatakan ujian nasional tahun ini gagal. Menurut dia, turunnya nilai rata-rata nilai ujian se-Indonesia pun bukan ukuran gagalnya ujian nasional. Karena itu, Menteri menolak usulan penghapusan ujian nasional tahun depan.

Menurut Nuh, ujian nasional merupakan metode tepat untuk menilai kualitas pendidikan nasional. Dia mengibaratkan ujian nasional sebagai laboratorium, tempat pasien mengecek kesehatannya. “Kebanyakan orang takut ke laboratorium karena takut ketahuan sakitnya,” kata dia.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional Mansyur Ramli mengatakan, analisis hasil ujian nasional tahun ini pun lebih baik dan detail dari tahun sebelumnya. Sehingga, hasilnya bisa menjadi bahan bagi persiapan penyelenggaraan ujian nasional tahun depan. “Sebelumnya, kami tidak melakukan analisis sedetail ini,” kata dia.

Advertisement

tempointeraktif/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif