Solo (Espos)--Pengamat pendidikan menilai pelaksanaan ujian nasional (UN) sudah terlanjur dianggap momok di kalangan pelajar, sehingga secara psikologis mereka terlalu tegang pada saat melaksanakaan ujian.
Penurunan hasil pencapaian nilai ujian nasional (UN), menurut pengamat pendidikan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Dr Furqon Hidayatullah MPd menilai hal itu dipengaruhi beberapa faktor yang menyumbang kegagalan siswa lulus nilai UN, salah satunya terkait kabar simpang siur penyelenggaraan UN setelah Mahkamah Agung (MA) menyatakan pelaksanaan ujian dihapus. Dia mengatakan, hal ini membuat ketidakpastian pada siswa dan masyarakat. “Yang kedua, UN sudah terlanjur jadi momok bagi pelajar jadi sebelum ujian berlangsung mereka sudah stres duluan,” jelas dia ketika dijumpai Espos di Hotel Sahid Jaya Solo, Selasa (27/4).
Dia mengungkapkan, hasil UN merupakan pemetaan kompetensi siswa di suatu daerah sehingga dalam hal ini dinas pendidikan harus mempersiapkan program khusus untuk meningkatkan kompetensi tersebut. Menurutnya, kepala sekolah, guru bidang studi berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas dan optimalisasi siswa dalam belajar.
“Jika IPS-nya yang lemah, maka seharusnya ada program khusus untuk menggenjot optimalisasi siswa dalam memahami materi pelajaran,” jelas dia.
das