SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solo (Espos)--Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kota Solo, Senin (26/4) ini bersamaan dengan pengumuman ujian nasional (UN) SMA. Kondisi tersebut memancing kekhawatiran sejumlah pihak.
Dalam hal konvoi saja, Senin ini konvoi dimungkinkan tidak hanya berasal dari pendukung pasangan yang menang Pilkada. Namun juga, konvoi dari para siswa SMA yang dinyatakan lulus. Apalagi, pengumuman UN direncanakan pada pukul 16.30 WIB, saat yang sama diperkirakan penghitungan suara Pilkada rampung. Selain itu, siswa yang tidak lulus juga rawan menjadi korban provokasi pihak yang tidak bertanggung jawab. Kekhawatiran tersebut terungkap dalam rapat koordinasi Desk Pilkada Kota Solo bersama Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Soloraya dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng.
Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto mengakui kekhawatiran atas kondisi tersebut menjadi perhatian pihaknya dan kalangan kepolisian yang secara langsung bertanggung jawab atas keamanan Kota Solo. Kendati demikian, Budi menandaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo telah mencegah kemungkinan buruk yang muncul.
“Ini menjadi kewaspadaan kami, karena Pilkada berbarengan dengan pengumuman UN. Saya rasa Poltabes sudah mempersiapkan langkah-langkah antisipasinya dan bagaimana mengatur agar dua pekerjaan besar tetap dapat diamankan,” ungkap Budi, saat ditemui wartawan, seusai mengikuti rapat koordinasi jelang Pilkada Solo, di Gedung Grha Soloraya, Minggu (25/4).
Di lain pihak, internal Disdikpora telah menyiapkan panduan bagi lulusan SMA, khususnya yang tidak lulus. Panduan tersebut ditempelkan di titik-titik strategis di sekolah. Di luar itu, pihak sekolah, sambung Budi, juga telah membuat surat edaran (SE) yang menyebutkan rincian langkah yang bisa diambil bagi luluasan SMA yang tidak lulus. “Salah satunya, bahwa siswa yang tidak lulus masih bisa mengikuti ujian pada Mei,” ujar dia.
tsa