“Saya terus saja, tidak mencabut laporan, ada pengacara saya yang mengurus,” kata Rieke saat ditemui di New Museum, Jakarta Pusat, Rabu (21/4) malam.
Perempuan yang kini menjadi anggota DPR itu punya alasan yang kuat melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya. Ia punya tujuan agar perlindungan terhadap perempuan lebih diperhatikan.
“Ini bukan masalah karena saya anggota Dewan. Tapi saya mencoba beranalogi, saya aja yang anggota Dewan dilecehkan di ruang publik, bagaimana perempuan-perempuan lain yang naik angkutan umum, pasti banyak terjadi pelecehan seperti itu?,” kritiknya.
Tapi kini Rieke lebih berhati-hati mengangkat perkembangan kasus pelecehan yang dialaminya ke publik. Ia tidak ingin kerja politiknya terganggu.
“Saya nggak mau persoalan itu terangkat ke publik karena takut kerja politik saya tertutup. Saya nggak mau terjebak persoalan pribadi semata,” katanya.
Kok kasusnya seakan tenggelam? Istri dosen filsafat Universitas Indonesia Donny Gahral Adian itu berpendapat ada yang salah dengan penegakan hukum kita. Baginya, pelecehan seksual bukan hanya urusan perempuan.
“Kalau kasusnya mendem di laci berarti ada yang salah dengan sistemnya,” katanya.
dtc/rif