News
Rabu, 21 April 2010 - 11:15 WIB

Disiksa, TKI di London adukan majikan ke pengadilan

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

London— Seorang warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (TKI) di Inggris mengaku menerima perlakuan yang mengenaskan. Selain menerima gaji di bawah standar, pembantu itu juga mengaku menderita penganiayaan dan perlakuan yang tidak manusiawi.

Warga itu bernama Yoyoh Binti Salim Udin. Kasus yang dialami Yoyoh kini tengah diproses oleh Pengadilan Tenaga Kerja (Employment Tribunal) di London dan mendapat sorotan dari media massa setempat.

Advertisement

Dalam sidang hari Selasa (20/4), Yoyoh mengadukan majikannya, yaitu pasangan Firas dan Lina Chamsi Pasha. Tidak disebutkan apakah tergugat juga WNI atau warga negara lain. Mereka tinggal di suatu apartemen mewah di London.

Laman harian The Metro, yang mengutip jalannya persidangan, mengungkapkan bahwa Yoyoh hanya digaji sebesar 6,5 pound sterling (sekitar Rp 89.000) per hari. Jumlah itu jauh lebih rendah dari gaji minimum yang ditetapkan pemerintah Inggris, yaitu 5,8 pound sterling (sekitar Rp 80.000) per jam, demikian menurut laman kantor layanan pemerintah Directgov.

Yoyoh pun mengaku sering bekerja lebih dari 16 jam sehari dan tidak boleh keluar rumah tanpa izin majikan. Dia pun mengaku pada Februari 2009 mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan saat harus digeledah dalam keadaan telanjang setelah dia dituduh majikan mencuri anting-anting.

Advertisement

Yoyoh pun mengungkapkan bahwa, sebagai hukuman, dia harus menenggak cairan asam sehingga kini dia sulit menelan. Itulah sebabnya, seperti dikutip Metro, Yoyoh mengadukan kedua majikannya ke pengadilan karena telah melakukan diskriminasi ras, perlakuan yang sewenang-wenang, tidak membayar gaji yang layak, dan melanggar hak-hak pekerja.

Dia telah bekerja untuk keluarga Pasha di London sejak 2004. Yoyoh diberi tiga potong seragam bekas oleh Lina, yang dia sebut sebagai Nyonya (Madam). “Saya merasa seperti pengemis,” kata Yoyoh.

vivanews/rif

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif