News
Senin, 19 April 2010 - 16:47 WIB

Harus ekspor besar-besaran, RI sulit masuk ke OPEC lagi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta--Indonesia masih sulit masuk kembali menjadi anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Untuk masuk lagi ke dalam organisasi kartel minyak itu, Indonesia harus bisa mengekspor minyak besar-besaran.

Presiden Komisaris Medco Energi Hilmi Panigoro menyatakan, Indonesia dulu bisa masuk OPEC karena bisa melakukan ekspor besar-besaran seiring besarnya minat investor asing pada industri tersebut.

Advertisement

“Kalau mau masuk lagi, harus ada ekspor besar-besaran ke asing. Dulu bisa besar-besaran karena Indonesia masih sangat menarik buat mereka,” ujarnya saat ditemui di Graha Niaga, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta akhir pekan lalu.

Namun sayangnya, kondisi Indonesia dianggap tidak menarik bagi para importir minyak. Hal ini disebabkan bagi hasil yang dianggap tidak menguntungkan bagi mereka, yaitu 70%-30%.

“Kita jauh, kalau di luar 50%-50%. Kita bagi hasilnya masih 70%-30% jadi nggak menarik. Jadi susah lah kalau mau ekspor besar-besaran itu, kita nggak menarik bagi mereka,” pungkasnya.

Advertisement

Indonesia bergabung OPEC sejak 1962 ketika statusnya masih menjadi pengekspor minyak dengan kapasitas produksi sekitar 1,6 juta barrel per hari. Namun, terus menurun hingga di bawah satu juta barrel per hari. Indonesia mulai mengimpor minyak sejak 2004.

RI secara resmi keluar dari OPEC pada September 2008, setelah produksi minyaknya terus turun hingga di bawah 1 juta barel per hari. Indonesia bahkan sudah tercatat sebagai net oil importer.

Posisi Indonesia akan digantikan Angola yang memproduksi 1,85 juta barel per hari dan Ekuador dengan jumlah produksi 500 ribu barel per hari. Sebelum keluar, Indonesia menempati urutan tiga terbawah dalam volume produksi, sekitar 850 ribu barel per hari.

Advertisement

Sekarang, dengan produksi minyak mentah yang terus turun sementara konsumsi terus naik, Indonesia sudah menjadi net oil importir sejak tahun 2003 dan resmi keluar dari OPEC tahun 2008.

Tahun ini, target lifting minyak dalam RAPBN-P 2010 hanya 965 ribu bph. Itupun masih dikhawatirkan tidak tercapai oleh pemerintah mengingat tidak tercapainya target lifting tahun lalu sebesar 960 ribu bph karena dalam 3 bulan berturut-turut produksi minyak hanya mencapai 945 bph.

dtc/tya

Advertisement
Kata Kunci : Minyak OPEC
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif