Soloraya
Senin, 12 April 2010 - 18:07 WIB

Banyak peserta pelatihan sensus tak menginap, BPS tegur rekanan pelatihan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)--Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen Laeli Sugiyono menegur Pimpinan CV Setia Utama sebagai pemenang lelang atas pelaksanaan pelatihan petugas sensus penduduk tahun 2010 dengan nilai pagu anggaran Rp 700 jutaan, lantaran adanya laporan indikasi kamar penginapan yang tidak digunakan peserta pelatihan.

Teguran yang disampaikan Kepala BPS Sragen Laeli Sugiyono sudah disampaikan beberapa kali, karena pihaknya menerima informasi tentang permasalahan itu. “Saya sudah menginstruksikan bahwa semua peserta pelatihan sebanyak 1.888 orang yang terbagi dalam lima gelombang itu wajib menginap di hotel yang ditunjuk. Fasilitas itu sudah menjadi hak peserta pelatihan yang disediakan BPS. Untuk pelaksanaan pelatihan itu memang dilaksanakan oleh pihak ketiga melalui mekanisme lelang, karena pagu anggaran kegiatan itu sekitar Rp 700 jutaan,” tegas Laeli saat ditemui Espos, Senin (12/4), di ruang kerjanya.

Advertisement

Menurut Laeli, karena sudah diserahkan kepada pihak ketiga, maka tanggung jawab ada di pihak rekanan itu. Setelah diberikan teguran lisan kepada rekanan itu, paparnya, ada peningkatan kinerja. Dari data yang diterima BPS, sambungnya, jumlah hotel yang ditunjuk untuk penginapan peserta itu antara lain, Hotel Palma, Hotel Pondok Indah, Hotel Graha, Hotel Kendedes dan sejumlah home stay. Sedangkan peserta pelatihan sebanyak 1.888 orang untuk lima gelombang, sehingga masing-masing gelombang sekitar 400-an orang.

Pimpinan CV Setia Utama, Sentot saat dikonfirmasi Espos, menyatakan, pihaknya sudah mengingatkan kepada para peserta sesuai dengan instruksi BPS, yakni wajib menginap di hotel yang ditunjuk. Menurut dia, ketentuan itu sudah ada dalam dokumen penawaran. Dia mengaku, banyak peserta yang tempat tinggalnya dekat hotel yang ditunjuk enggan untuk menginap menggunakan fasilitas itu.

”Dengan demikian, kami tidak bisa melarang mereka. Kami sudah menyediakan fasilitas, tetapi tidak semua peserta menginap di hotel. Padahal fasilitas makan sebanyak tiga kali dan fasilitas menginap. Tetapi ada yang memilih pulang ke rumah, karena dekat dengan hotel. Kami sudah memesan kamar sesuai dengan kebutuhan pada setip gelombangnya dan jumlahnya bervariasi, ada yang 38 kamar dan ada yang 18 kamar,” paparnya.

trh

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif