News
Kamis, 8 April 2010 - 15:32 WIB

Eringga gemar makan sabun hingga parfum

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kediri – Eringga, seorang bocah dari Desa Sambiroto, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri menghebohkan warga setempat. Bocah berusia 6 tahun itu sehari-hari gemar memakan sabun, pasta gigi, hingga parfum yang mengandung alkohol.

Keanehan ini terjadi pada diri Eringga, bocah laki-laki anak pasangan Nuhari dan Marsiah. Menurut ibunya, keganjilan sikap Eringga ini diketahui sejak usia dua tahun. Saat itu pasangan yang mengikuti program transmigrasi ke Bengkulu ini mendapati anak keempatnya tersebut memakan pasta gigi dan sabun mandi. Akibatnya Eringga mengalami diare dan keracunan hingga dirawat di rumah sakit. “Buang airnya sampai mengeluarkan darah,” kata Marsiah saat ditemui di rumahnya, Kamis (8/4).

Advertisement

Marsiah sendiri sempat kebingungan dengan perilaku anak bungsunya itu. Meski mengalami sakit perut beberapa kali, hal itu tidak menghentikan Eringga untuk tetap mengkonsumsi sabun dan pasta gigi. Bahkan semakin bertambah usianya, jenis makanan yang disantapnya semakin beragam. Diantaranya adalah minyak kayu putih, parfum yang mengandung alkohol, hingga sabun colek.

Tak hanya itu, sejumlah bumbu masakan milik ibunya yang disimpan di dapur juga ludes disantap. Diantaranya adalah bawang merah dan bawang putih. Kedua jenis bumbu dapur itu selalu habis dimakan Eringga jika tidak dihentikan. “Tapi dia lebih menyukai pasta gigi,” kata Marsiah.

Saat menerima kehadiran wartawan di rumahnya, Eringga seolah menunjukkan kebolehannya. Dengan lahap dia menghabiskan satu tube pasta gigi dan sabun colek yang diberikan orang tuanya. Tanpa merasakan pahitnya kedua benda itu, Eringga mengeluarkan pasta gigi sedikit demi sedikit untuk dimakan. Persis layaknya anak kecil yang menikmati es krim.

Advertisement

Sayangnya bocah tersebut tidak bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Dia lebih menyukai melakukan aktivitas ganjil tanpa diganggu siapa pun. Bahkan Eringga terlihat marah ketika pasta gigi yang sedang di makannya diminta. “Harus mengawasi 24 jam agar tidak makan yang berbahaya,” kata Marsiah.

Bersama ketiga kakaknya, saat ini bocah tersebut menempati rumah pra sejahtera di kaki Gunung Wilis. Keluarga miskin ini menggantungkan hidup pada Nuhari yang bekerja sebagai buruh di perkebunan karet Sukosewu, Kediri.

Tempointeraktif/ tiw

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif