Lifestyle
Selasa, 6 April 2010 - 13:40 WIB

Harga obat Indonesia mahal

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta– Saat ini, 80 persen bahan baku obat-obatan di Indonesia diimpor dari India dan China. Anehnya, walaupun harga bahan baku impor ini murah, setelah diproduksi menjadi obat-obatan “generik bermerk” oleh industri farmasi di Indonesia harganya menjadi berkali-kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan harga obat-obat yang sama di India dan China.

Ini tak lain karena industri farmasi di Indonesia masih terjangkit “penyakit” mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, yang telah berlangsung sejak era Orde Baru.

Advertisement

“Industri farmasi di Indonesia masih tetap terjangkit “penyakit” rent seeking,” demikian diungkapkan Prof. Dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) saat ditemui dalam diskusi IDI di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (6/4).

Di samping itu, menurut Prof Hasbullah, mahalnya harga obat generik bermerek di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain seperti India dan China, disebabkan tidak adanya pengaturan harga jual obat generik bermerek yang jelas dari pemerintah.

Alhasil, harga obat tersebut jadi tidak terkendali. Sementara itu di sisi lain, obat generik yang harganya terjangkau sangat sedikit ditemukan di sarana pelayanan kesehatan swasta di Indonesia, baik di rumah sakit maupun apotek.

Advertisement

Sarana pelayanan kesehatan yang ada cenderung hanya menyediakan obat generik bermerek dan obat paten dengan harga yang tentunya lebih mahal. “Tidak heran makanya kalau saat ini banyak juga masyarakat Indonesia yang membeli obat langsung ke India atau ke China karena lebih murah dari yang ada di Indonesia tapi kualitasnya juga bagus,” tandas Prof Hasbullah.

Kompas.com/ tiw

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif