News
Senin, 5 April 2010 - 19:31 WIB

Produksi industri alat transportasi dan telematika ditarget tumbuh 8%

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Tahun 2010 ekspor barang-barang elektronik produksi dalam negeri ditarget mencapai nilai kisaran US$ 7 miliar. Target ini tidak jauh dari pencapaian ekspor tahun 2009 yang juga berada pada angka kisaran US$ 7 miliar.

Sementara itu, produksi industri alat transportasi dan telematika (IATT) nasional tahun 2010 ini ditarget tumbuh pada angka 6% hingga 8%. Atau hanya mengalami pertumbuhan tipis dari tahun 2009 lalu yang tumbuh berkisar 5%.

Advertisement

Lambatnya pertumbuhan industri alat transportasi dan telematika tahun 2009 serta target 2010 yang tidak jauh dari pencapaian 2009, disampaikan Direktur Industri Elektronika Kementrian Perindustrian RI, Syarif Hidayat, disebabkan karena kondisi perekonomian beberapa tahun ini dinilai cukup berat.

Saat ditemui wartawan di sela-sela Forum Sinergi Program Ditjen IATT dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang mengangkat tema Peningkatan Pertumbuhan IATT melalui Koordinasi Program Pengembangan dengan Daerah di The Sunan Hotel, Senin (5/4), Syarif mengatakan, Indonesia akan mengupayakan peningkatan daya saing produk industri baik di kancah lokal, regional hingga internasional. Untuk produk-produk IATT, Indonesia memang sudah banyak melakukan ekspor ke beberapa negara seperti Timur Tengah, Afrika dan Jepang.
Bahkan, untuk merk-merk terkenal di pasaran seperti Maspion dan Polytron, saat ini cukup bersaing dengan produk-produk asing seperti Samsung, LG maupun Panasonic.

Hanya saja, sampai saat ini ekspor produk elektronik ke luar negeri terutama ke China masih didominasi produk komponen yang mencapai kisaran 40% dari total ekspor.

Advertisement

Syarif mengatakan, sebenarnya komponen-komponen itu bisa saja dimanfaatkan untuk pertumbuhan industri dalam negeri. Kendati demikian, di tengah perdagangan bebas ini RI belum bisa mengurangi ekspor komponen untuk menjaga neraca perdagangan dengan China. Yang saat ini masih mengalami defisit.

“Banyaknya industri komponen itulah yang masih menjadi keunggulan kita.”

Sementara, untuk industri transportasi Syarif mengatakan tahun ini terutama di Jawa Tengah, mulai dikembangkan industri mobil kecil yang akan disinergikan dengan karoseri.

haw

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif