News
Sabtu, 27 Maret 2010 - 12:59 WIB

Serang kantor polisi, anak sekolah Kolombia tewas

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bogota— Seorang murid sekolah tewas membawa bom buatan pemberontak. Bom itu meledak sebelum ia mencapai sasaran kantor polisi, kata para pejabat pada hari Jumat, menandai penggunaan anak dalam serangan di Kolombia.

Bocah 12 tahun itu berjalan ke markas polisi setempat pada hari Kamis di kota El Charco, dekat perbatasan Ekuador, dengan membawa sebuah paket yang sarat dengan bahan peledak. Namun, bom itu meledak sebelum ia mencapai stasiun, kata pihak berwenang setempat.

Advertisement

“Seorang anak dengan bom. Mengerikan. Menjijikkan,” kata Antonio Navarro, Gubernur Provinsi Narino, kepada televisi lokal, Sabtu (27/3). “Kami sangat sangat sedih tapi juga sangat marah.”

Komandan militer tertinggi Kolombia Freddy Padilla menyalahkan insiden ini pada gerilyawan yang telah berjuang di negara itu sejak tahun 1960-an atas nama sosialisme. Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia, atau FARC, telah meningkatkan serangan sebagai unjuk kekuatan sebelum pemilihan presiden Mei. Sementara, Pihak berwenang menyalahkan FARC dengan insiden bom mobil di kota pelabuhan Pasifik Buenaventura pada hari Rabu yang menewaskan sembilan orang.

Pemberontak bersama dengan mereka paramiliter sayap kanan secara teratur dikecam karena melanggar hukum kemanusiaan internasional dengan menggunakan anak-anak sebagai tentara, tetapi bukan sebagai pembom. “Ini mengerikan, bahkan dilakukan oleh orang Kolombia biasa,” kata Markus Schultz-Kraft, analis

Advertisement

International Crisis Group yang berbasis di Bogota. “Kami sudah melihat FARC mengirim bom dengan pembawanya keledai, tapi aku belum pernah mendengar tentang seorang anak yang digunakan seperti ini di Kolombia.”

Presiden Alvaro Uribe yang populer membuat banyak bagian dari Kolombia lebih aman dengan mengirimkan serangan militer terhadap FARC. Uribe, yang favorit di kalangan investor internasional, diperkirakan akan digantikan oleh garis keras lain. Mantan Menteri Pertahanan Juan Manuel Santos, seorang diri digambarkan “perang elang”, memimpin dalam jajak pendapat.

Kolombia telah menerima miliaran dolar bantuan Amerika Serikat dan dipandang oleh Washington sebagai penyangga terhadap pemerintahan kiri di negara tetangga Venezuela dan Ekuador.

Advertisement

tempointeraktif/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif